Kami mahasiwi Universitas Pamulang telah melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada masayarakat (PKM) yaitu Penerapan Sistem Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pendapatan UMKM Dimsum. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Warung Dimsum Kaki Lima, alamat di Jalan Permai Raya, Kel Pamulang Barat, Kec Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi Warung Dimsum kaki lima, serta para pembaca artikel kami.
Untuk usaha yang sukses kita membutuhkan alur proses penjualan. Alur proses penjualan yang pasti akan meningkatkan komunikasi antara pelanggan dan penjual dan efisiensi transaksi. UMKM akan kesulitan untuk mengelola dan menghasilkan keuntungan tanpa adanya alur proses penjualan. Saat ini banyak sekali UMKM yang pencatatan usahanya sangat tradisional, kalau dibilang gak untung usahanya udah berjalan lama dan hidup dari sana, tapi saat ditanya omsetnya berapa tidak tahu karena uangnya bercampur dengan kebutuhan uang pribadi .Oleh karena itu, Kami melakukan sosialisasi ini dengan menggunakan pemodelan System Flowchart untuk menggambarkan Siklus Pendapatan pada UMKM dimsum. Mengoptimalkan proses penjualan menjadi hal yang penting karena dapat menjadi alur proses awal dalam pembuatan sistem informasi. Hasil PKM ini menunjukkan bahwa proses transaksi penjualan dapat divisualisasikan Sistem Flowchart
System Flow Chart adalah suatu metode visualisasi yang digunakan untuk menggambarkan alur proses atau sistem secara keseluruhan. Flowchart digunakan untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan proses atau sistem dalam bentuk diagram yang mudah dipahami. Flowchart dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti manufaktur, teknologi informasi, bisnis, dan lain-lain.
Hasil dan Pembahasan dari Penerapan Sistem Sistem Informasi Akuntansi Pada Siklus Pendapatan UMKM Dimsum
Banyak UMKM indonesia yang sudah dirintis tetapi mereka masih belum memahami alur proses transaksi yang baik dan benar. Pada PKM yang telah kami lakukan, kami mendapatkan informasi bahwa pada dimsum Kaki Lima ini belum melaksanakan Alur proes transaksi yang sesuai. Untuk memudahkan dalam mengetahui alur dari transaksi penjualan pada usaha UMKM dimsum kaki lima, maka hasil pengumpulan data terkait proses bisnis usaha yang sudah berjalan, kemudian kami buat dalam sebuah visualisasi alur dalam bentuk Flowchart. Flowchart yang kami buatkan dapat dilihat pada Gambar berikut.Â
Adapun proses flowchart siklus pendaptan pada UMKM dimsum pada Gambar  diatas
merupakan alur siklus pendapatan yang bisa digunakan pada usaha UMKM Dimsum yang menunjukkan terjadinya transaksi pembelian dimulai dari diterimanya pesanan dari konsumen. Kemudian bagian penjualan memproses dan membuat daftar pesanan sekaligus membuat nota pesanan tiga rangkap, rangkap yang pertama untuk bagian penjualan, rangkap kedua untuk bagian konsumen, dan rangkap ketiga untuk bagian penjualan. Bagian produksi menerima daftar pesanan dari bagian penjualan dan akan mulai melakukan proses pengerjaan pesanan pelanggan setelah memproduksi produk juga melakukan pengemasan, setelah selesai proses pengemasan, pesanan yang sudah dikemas siap diberikan kepada konsumen.Setelah pesanan diberikan kepada konsumen, bagian keuangan membuat buku penjualan dua rangkap dan kuitansi dua rangkap. Rangkap pertama untuk konsumen dan rangkap kedua untuk pemilik UMKM sebagai bukti pembayaran.Pemilik mendapatkan satu rangkap buku penjualan dan satu lagi kuitansi sebagai bukti sah pembayaran dari konsumen. Setelah diberikannya pesanan kepada konsumen terjadi transaksi pembayaran antara konsumen dan pemilik UMKM dengan adanya bukti kuitansi pembayaran dua rangkap: satu rangkap yang berwarna merah untuk konsumen dan satu rangkap lagi yang berwarna putih untuk pemilik UMKM. Setelah terjadinya transaksi pemilik UMKM melakukan perhitungan ulang (cross chek) hasil dari pembayaran yang masuk, menganalisis dengan kuitansi pembayaran konsumen ke pemilik UMKM .Agar pendapatan usaha meningkat dari pendapatan sebelumnya maka pemilik berusaha meningkatkan penjualan, menambah bahan baku untuk diolah. Hal ini harus dilakukan secara bertahap mulai dari mencari atau menawarkan produk kepada pelanggan baru, menambah modal usaha, dll. Perlu diamati dipasar sekitar kota bahwa usaha UMKM sangat banyak bahkan ada usaha sejenis yang dijalankan masyarakat khususnya dikota Tangerang Selatan. Keripik singkong salah satunya. Dimsum merupakan makanan ringan yang bisa dinikmati di semua kalangan dan dapat diterima di masyarakat ekonomi menengah karena harganya yang terjangkau. Banyaknya masyarakat yang membuka usaha dimsum, maka semakin banyak pula persaingan yang akan terjadi. Informasi akuntansi sangat bermanfaat bagi UMKM yang mana digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha, struktur modal, dan laba yang diperoheh dari UMKM. Sejauh ini UMKM dimsum kaki belum menyiapkan catatan atas laporan keuangan nya dengan baik, karna pemilik UMKM tidak mementingkan penyususunan pencatatan laporan keuangan yang berfungsi sebagai pengendalian aset, efesiensi biaya-biaya yang terjadi, dan akhirnya digunakan sebagai pengambilan keputusan.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah kami jelaskan pada  sebelumnya, kami mencoba menyimpulkan beberapa hal mengenai efektivitas penerapan pencatatan penjualan pada
UMKM Dimsum Kaki Lima, yaitu:
1. Pengendalian internal pencatatan penjualan yang selama ini diterapkan pada UMKM Dimsum  kurang memadai, sebab pencatatan penjualan yang dilakukan masih belum efektif dalam pelaksanaannya. Menurut kami saat melalui wawancara kepada Penjaga toko dimsum, bahwa pencatatan penjualan yang terjadi selama ini tidak dilaporkan dengan baik, karena tidak pernah diakumulasikan dalam sebuah laporan untuk waktu tertentu. Sehingga sulit untuk menghitung jumlah penjualan yang terjadi pada UMKM Dimsum. Sebaiknya sistem lama yang diterapkan segera diperbaharui, agar mempermudah mengetahui jumlah penjualan.
2. Â UMKM Dimsum tidak mempunyai laporan keuangan yang akurat, yang mana pencatatan penjualan hanya dilakukan pada buku penjualan yang seadanya. Dalam membuka usaha, sesuai dengan kebijakan manajemen walaupun usaha yang kecil sekalipun, harus tetap membuat laporan keuangan. Karena jika tidak ada laporan keuangan akan menyebabkan kesulitan dalam mengetahui jumah laba bersih yang terdapat dalam usahanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H