Indonesia sebagai negara demokrasi besar: Dengan lebih dari 200 juta penduduk, Indonesia memiliki populasi pemilih yang sangat besar. Tingginya jumlah suara yang diraih Prabowo (96,2 juta) mencerminkan tingginya tingkat partisipasi pemilu di Indonesia, didukung oleh sistem demokrasi langsung di mana presiden dipilih langsung oleh rakyat.
Misalnya, Joe Biden (81,3 juta suara) dan Donald Trump (77,2 juta suara) berkompetisi dalam sistem elektoral AS, di mana suara rakyat tidak secara langsung menentukan presiden melainkan melalui electoral college. Hal ini dapat menyebabkan jumlah suara rakyat yang lebih rendah dibandingkan Indonesia.
Tingginya jumlah suara yang diraih Prabowo tidak hanya bergantung pada popularitas kandidat, tetapi juga pada pertumbuhan jumlah pemilih dari waktu ke waktu di Indonesia. Pemilu 2020 diadakan di tengah populasi pemilih yang lebih besar dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Sebagai perbandingan, Vladimir Putin (76,3 juta suara dalam pemilu Rusia 2024) berkompetisi dalam konteks yang berbeda, dengan tingkat partisipasi dan kebebasan politik yang berbeda dibandingkan Indonesia.
Di negara seperti Brasil, di mana Lula da Silva meraih 60,3 juta suara, populasi pemilih lebih kecil dibandingkan Indonesia. Selain itu, perbedaan dalam sistem pemilu dan distribusi demografi juga memengaruhi jumlah suara akhir. Rekor suara Prabowo juga didukung oleh meningkatnya kesadaran politik dan antusiasme pemilih di Indonesia.
Rekor ini menunjukkan kekuatan demokrasi langsung di Indonesia, di mana rakyat secara langsung memilih pemimpin mereka. Hal ini juga menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat partisipasi pemilu tertinggi di dunia. Namun, bukan penentu kualitas kepemimpinan. Meskipun jumlah suara tinggi adalah pencapaian yang luar biasa, itu bukanlah satu-satunya indikator kualitas kepemimpinan. Keberhasilan seorang pemimpin harus dinilai berdasarkan kebijakan dan implementasinya, bukan sekadar jumlah suara yang diraih.
Pada kesimpulannya, Rekor suara yang diraih Prabowo dalam Pilpres 2020 memang mencerminkan skala besar pemilu di Indonesia dan semangat demokrasi yang kuat. Namun, untuk memahami dampaknya secara global, perbandingan ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan dalam sistem politik, jumlah populasi, dan konteks pemilu masing-masing negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H