Upaya memberi nilai tambah pada setiap aspek dunia pendidikan dan semakin gencarnya merekonsepsi hingga merestrukturisasi institusi hingga kultur pendidikan pun dilakukan.Â
Selain itu, berkembangnya perusahaan rintisan yang memanfaatkan platform digital sebagai space untuk memberikan layanan pendidikan semakin menegaskan bahwa dunia pendidikan Indonesia telah memasuki sebuah babak baru.Â
Inisiasi dunia pendidikan yang serba digital mulai mencuat sebagai solusi untuk memacu akselarisasi dunia pendidikan di Indonesia.Â
Digitalisasi dunia pendidikan tersebut berkontribusi dengan meningkatnya aspek kemudahan anak didik dalam mendapatkan referensi pembelajaran selain yang dilakukan secara formal dalam lembaga pendidikan.
Selain mengenai digitalisasi, perubahan pola pembelajaran yang memusat kepada peran anak didik dalam pembelajaran turut menunjang perubahan pola kultural anak didik yang awalnya tersentralisasi ruang geraknya dengan pola pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik.Â
Tak hanya mengenai perubahan pola pembelajaran, penghapusan Ujian Nasional dan mengganti Ujian Nasional ke dalam bentuk test assessment pun digulirkan oleh Nadiem Makariem selaku Mendikbud.Â
Ujian Nasional memang menjadi momok bagi para pelajar di setiap akhir jenjang pendidikan dasar hingga menengah atas. Namun perlu digarisbawahi, dari sekian perkembangan dalam dunia pendidikan tersebut telah benar-benar memberi nilai tambah bagi seluruh lapisan pelaku dunia pendidikan di Indonesia.
Namun seringkali banyak lapisan pelaku dunia pendidikan di Indonesia yang tak turut merasakan babak baru serba digital tersebut. Permasalahan fundamental dunia pendidikan pun seakan tertutupi dengan gegap gempita digitalisasi.Â
Beberapa permasalahan fundamental yang perlu menjadi catatan penting adalah kesejahteraan para pendidik dan perihal pemerataan hak dalam pendidikan terutama baik bagi anak didik maupun pendidik di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).Â
Terdapat permasalahan kesejahteraan para pendidik yang tetap berjalan di tempat hingga dewasa ini. Seperti permasalahan kesejahteraan guru honorer hingga guru-guru yang berada di daerah perbatasan.Â
Permasalahan ini telah menjadi permasalahan yang berulang dari satu periode pemerintahan ke periode lainnya. Sebuah permasalahan klasik yang menjadi komoditas campaign untuk mendapatkan pengaruh elektoral.Â