Oleh: Tiano Gr.
Maumere, 23 Nov.2024
Singkat saja malam ini Tuan
Sejak melihat dia bersama saya yang lain
Aku menyadari bahwa
Ternyata rindu itu ada batasnya
Ia lumpuh di hadapan ketajaman kata
Melihat tangan yang saling merangkulÂ
Singkat Saja Tuan
Puisi tak lagi menemukan Kubang
Untuk mereguk dan menimba sejuk
Sebab mata yang menjadi air
Telah menjadi kering
Sebab hutan rindu sudah ditebas dengan tangan yang lembut mengusap lalu lelap
Singkat saja TuanÂ
Ini bukan sebuah patahÂ
Yang perekatnya hilang
Ini adalah buah
Dari hubungan intim di tempat yang gelap
Yang terangnya dibawa oleh dia dan saya yang lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H