Mohon tunggu...
Tiano Garman
Tiano Garman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pecinta Kebijaksanaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memungut Senja di Jakarta

11 Maret 2024   20:24 Diperbarui: 11 Maret 2024   20:27 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang,

Engkau adalah kata-kata yang tak sempat kurangkai, sebab engkau bukan lagi rindu yang paling gaduh dariku....

Sayang,

Baca juga: Cinta yang Miskin

Engkau adalah rasa yang bertengger di sudut mata, tetapi enggan untuk jatuh ke hati karena tinta cinta dari dia telah memerahkan tabula rasa

Sayang,

Engkau lebih miskin dari segala diksi, tetapi lebih kaya dari rindu

Karena, waktu tak pernah cukup untuk merindukanmu berkali-kali, untuk setiap hari...

Aku menamai larik-larik rindu ini adalah sia-sia, seperti memungut senja di Jakarta

Maumere, Flores, pada Maret yang bassg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun