Sayang,
Engkau adalah kata-kata yang tak sempat kurangkai, sebab engkau bukan lagi rindu yang paling gaduh dariku....
Sayang,
Engkau adalah rasa yang bertengger di sudut mata, tetapi enggan untuk jatuh ke hati karena tinta cinta dari dia telah memerahkan tabula rasa
Sayang,
Engkau lebih miskin dari segala diksi, tetapi lebih kaya dari rindu
Karena, waktu tak pernah cukup untuk merindukanmu berkali-kali, untuk setiap hari...
Aku menamai larik-larik rindu ini adalah sia-sia, seperti memungut senja di Jakarta
Maumere, Flores, pada Maret yang bassg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H