Klub-klub sepak bola berdiri dengan alas yang kuat. Kaki para pemain bola harus ditopang dengan iuran yang tak sedikit. Nama klub sepak bola pun tak hanya jadi atribut di tribun stadion. Di belakang semua jersi dan gerak lari para pemain di lapangan, tercium bau tim back up yang tersusun apik. Ada sponsor online. Itu yang terdengar sepintas.
Indonesian Police Watch (IPW) sempat melaporkan ke Bareskrim Polri terkait dugaan klub-klub yang disponsori judi online. Tiga klub yang sempat diisu masuk dalam kisaran sponsor judi online adalah Persikabo 1973, PSIS Semarang, dan Arema FC. Tiga klub ini dalam laporan Media Indonesia, Rabu (24/8/2022) masuk dalam daftar klub yang disponsori judi online.
Terkait laporan ini, ketiga klub ini belum memberikan klarifikasi apa-apa. PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam hal ini tentunya akan ikut dipanggil untuk mengklarifikasi laporan yang diajukan. Jika upaya klarifikasi yang dilakukan PT LIB bisa dijalankan secara cepat, isu sponsorship judi online yang melibatkan tiga klub yang dilaporkan bisa segera mendapat penjelasan.
Sekretaris Jendral (Sekjen) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi sempat memberi klarifikasi bahwa pihaknya tak berada di kubu klub yang disponsori judi online atau sponsor judi online itu sendiri. Bahkan Yunus mengatakan bahwa selama ini PSSI dan LIB tidak berada di pihak dalam kerja sama atau ikut bekerja sama dengan yang dilakukan antara klub dan situs online tersebut. Â
Direktur Utama LIB Akhmad Hadian Lukita juga memberikan tanggapannya terkait isu tiga klub yang dilaporkan disponsori judi online. Akhmad mengatakan kalau dirinya akan memanggil klub-klub yang dilaporkan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Kami akan mengundang kembali klub-klub tersebut untuk klarifikasi. Kami berharap semuanya bisa lebih jelas dan tidak lagi menjadi isu yang meresahkan masyarakat," kata Akhmad Hadian Lukita.
Sponsor-sponsor klub sepak bola seharusnya mendapat perhatian dari pemeintah. Klub-klub ini sejatinya menjadi motor penggerak lahirnya pemain-pemain sepak bola yang handal di kemudian hari. Jika ingin berlanjut dan menghasilkan bibit unggul, tentunya publik mengharapkan adanya dukungan yang legal dari pihak manapun terkait keberlangsungan pertumbuhan anggaran rumah tangga klub.
Dengan perhatian yang khusus dan serius, para pemain dan klub dimana mereka bernaung merasa terbantu dalam menumbuhkembangkan kegiatan mereka. Masyarakat dengan demikian, juga ikut "mensponsori" klub-klub yang ada jika ada sportivitas dalam proses managerial organanisasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H