Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

21 November 2021   23:28 Diperbarui: 21 November 2021   23:43 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kristus Raja Semesta Alam. Sumber: https://parokicikarang.or.id.

Kristus Raja Semesta Alam. Menjadi raja adalah dambaan setiap orang. Kriteria menjadi "raja" di zaman sekarang pada dasarnya diback up oleh beberapa hal diantaranya adalah kekuasaan, kedudukan, pengaruh dan uang. Inilah beberapa sarana yang mengantar seseorang ke kursi seorang "raja."

Di zaman Yesus, karakter seorang raja justru dilatarbelakangi oleh beberapa pil yang sama sekali berbeda, yakni kerendahan hati, kesederhanaan dan kesiapsediaan untuk melayani. Dengan kata lain, menjadi seorang raja berarti siap melayani.

Hari ini, Gereja sejagat merayakan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan ini memperlihatkan kepada kita Yesus sebagai awal dan akhir -- alfa dan omega -- dari seluruh ritus keberimanan orang Katolik. Akan tetapi, pertanyaannya adalah "Apakah status Yesus sebagai raja semesta alam masih diakui hingga sekarang?"

Dalam hidup harian kita, tidak jarang kita melihat kebangkitan raja baru, seperti uang dan perkakas teknologi. Uang seakan menjadi pengatur orbit seluruh semesta. Seorang milliarder dengan kemampuan finansialnya yang ok bahkan bisa membeli sebuah pulau dalam sekejap. Ironisnya lagi, nyawa seorang manusia pun bisa ditebus dengan uang. Realitas ini gamblang terlihat sebagai sebuah evolusi -- semuanya dikendalikan oleh uang.

Raja baru bercadar uang menciptakan banyak budak, termasuk manusia sendiri. Seseorang bahkan rela mengorbankan nyawa atau menjajak organ tubuh demi uang. Uang sebagai raja di abad modern menekan laju ritme keberimanan orang Katolik -- antara tetap mempertahankan Kristus sebagai raja semesta alam atau malah berpindah ke raja yang baru.

Yesus menjawab semua kekuatiran zaman sekarang dengan profil diri-Nya sebagai Alfa dan Omega. Yesus sebagai penjelmaan dari Sabda yang tertuang dalam Perjanjian Lama hadir memperlihatkan diri. Tidak ada raja lain yang seharusnya disembah dan disanjung selain Dia yang merajai alam semesta. Kehadiran Kristus di zaman sekarang memang tidak gamblang terlihat.

Akan tetapi, melalui ciptaan yang ada di sekitar dan tata pengaturan kosmos yang dikelola oleh tangan-Nya, kita bisa memahami bahwa selalu ada sesuatu di luar diri kita yang mengatur dan mengawasi rotasi kehidupan. Uang sekalipun tidak mampu membeli semua kesempurnaan yang diperlihatkan Kristus atas alam semesta. Maka, yang dituntut dari kita adalah iman -- mengakui dan percaya pada kemahakuasaan-Nya.

Tawaran akan adanya "raja-raja baru" baik berbentuk uang maupun perkakas teknologi, sejatinya tidak menjadi prioritas dalam melembagakan dinasti Kristus sebagai penguasa alam semesta. Hal inilah yang terus diingatkan oleh Yesus ketika Ia bersoal-jawab dengan orang-orang Yahudi. "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku" (Luk 8:31). Akan tetapi, peringatan ini tidak mudah menetap di hati karena banyak orang sudah mempunyai kelekatan sendiri dengan "raja yang baru."

Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam seyogianya merefresh ingatan kita sebagai orang beriman mengenai kemahakuasaan dan kesempurnaan Allah. Kita perlu menyadari bahwa kita sepenuhnya hanya diselamatkan oleh Kristus dan bukan oleh kemasan "raja-raja yang baru" yang ditawarkan di zaman sekarang. Rahasia ini ada dalam relasi kita dengan Kristus. Jika kita menjual diri sebagai budak dan gundik uang dan perkakas teknologi, kita sebenarnya sedang menolak Kristus sebagai raja atas kita.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun