Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

2 November untuk Arwah Orang Beriman

2 November 2021   22:40 Diperbarui: 2 November 2021   22:57 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2 November orang Katolik membakar lilin sebagai peringatan Arwah Orang Beriman. Sumber: https://penakatolik.com.

Orang Katolik mempercayai adanya kehidupan kekal. Kehidupan kekal itu didambakan setelah kematian. Ketika salah seorang anggota keluarga meninggal, biasanya keluarga yang ditinggalkan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mendoakan arwah mereka. Tanggung jawab ini berlaku turun temurun.

Pada hari ini, Gereja sejagat merayakan Hari Raya Arwah Orang Beriman. Gereja meyakini bahwa kehidupan tidak berhenti ketika seseorang beranjak dari dunia ini. Ada keyakinan bahwa setelah kehidupan di dunia ini, ada dambaan kehidupan kekal yang mengantar seseorang berdiam bersama Sang Khalik di Surga. Ini soal keyakinan komunal Gereja.

Pada Hari Raya Orang Beriman yang diperingati setiap tanggal 2 November, Gereja wajib mendoakan arwah saudara-saudari, keluarga, kenalan, dan siapa saja yang telah meninggal. Tugas ini merupakan amal Gereja yang kini masih berziarah di dunia ini. Pada hari sebelumnya, 1 November, Gereja juga merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus. Dalam hal ini, Gereja mengenang sekaligus meminta doa dari para kudus untuk menyertai ziarah Gereja kini dan di sini agar tetap kokoh dan tangguh.

Ziarah Gereja bagi orang Katolik tidak berhenti hanya di sini dan saat ini. Setelah kematian, Gereja yang merupakan komunitas umat beriman tetap melanjutkan ziarah menuju Sang Khalik. Saat menuju Surga tempat kediaman Sang Khalik, ada semacam alur tertentu yang akan dilewati. Gereja mengimani itu sebagai suatu situasi di api penyucian (purgatory).

Ketika arwah mereka yang meninggal dunia berada di api penyucian, Gereja yang tengah berziarah di sini dan saat ini, mempunyai kewajiban untuk mendoakan -- meminta belas kasih dan kerahiman Allah -- agar mereka diselamatkan. Tugas Gereja tentunya selalu berlanjut. Dan ketika mereka sudah diselamatkan, Gereja juga meyakini bahwa mereka yang sudah melewati api penyucian akan mendoakan Gereja yang tengah berziarah sekarang.

Hubungan timbal balik, bagi Gereja, tetap terjadi meski anggota-anggotanya sudah hijrah dari dunia. Tanggung jawab iman komunal Gereja adalah credo sepanjang masa. Ketika salah satu anggota Gereja mendahului yang lain, tanggung jawab iman komunal "menggotong" iman anggota Gereja tersebut akan mendapat kerahiman dari Allah.

Untuk itu, setiap kali tanggal 2 November, orang-orang Katolik akan melakukan ziarah khusus ke makam saudara-saudari, kakek-nenek, orangtua, anak, dan kerabat yang telah meninggal. Di sana, mereka akan membersihkan wilayah sekitar makam, menyalakan lilin, menabur bunga, sekaligus berdoa bersama sebagai tanda ikatan relasi yang tak terputus.

Keyakinan ini tidak pernah berhenti di makam. Ketika kembali ke rumah masing-masing, mereka yang telah mendahului akan "diundang" dalam bentuk upacara atau ritus adat tertentu agar menikmati jamuan bersama. Ini lagi-lagi soal keyakinan. Dan memang, ada hikmah dan balasan di balik semua keyakinan dan kepercayaan ini.

Berkat dan rezeki adalah konsekuensi tidak langsung yang mungkin diterima dari semua rentetan peristiwa ini. Antara yang meninggal dan kita yang tengah berziarah semacam ada tali penghubung, yakni ungkapan credo yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun