Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Media Sosial Menjadi "Frenemy" Media

4 Oktober 2021   21:06 Diperbarui: 4 Oktober 2021   21:11 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bagaimana media sosial berkembang saat ini. Foto: https://m.kaskus.co.id/. 

Perkembangan arus media, baik online maupun cetak, cukup menyita perhatian publik akhir-akhir ini. Kenyataan ini, tentunya membuat pasar media perlu mengantisipasi berbagai kemungkinan, terkait peluang dan tantangannya ke depan.

Untuk memahami alur kerja media, khususnya portal media online, konsep-konsep dasar berkaitan dengan pasar media itu sendiri, setidaknya harus dikuasai oleh seorang konten kreator. Hal ini menjadi penting, mengingat ekosistem media online sangat kompetitif. Dalam sesi Pelatihan Para Konten Kreator Promedia Batch II yang diselenggarakan secara daring oleh Tim Promedia (Senin, 4/10/2021), pemahaman tentang konsep-konsep dasar mengenai pasar media online menjadi poin penting yang digarisbawahi.

Menurut Agil Hari Santoso, pemateri pertama dalam sesi Pelatihan Para Konten Kreator Tim Promedia, tantangan cukup serius yang sedang dihadapi oleh pasar media online saat ini adalah soal ruang gerak media sosial. Menurut Agil, media sosial, saat ini, bisa menjadi "frenemy" bagi para pemilik media. Artinya, dalam waktu bersamaan, media sosial bisa menjadi peluang (friend) sekaligus tantangan (enemy) bagi kelola pasar media online. Kehadiran media sosial kadang "mencaplok" orientasi dan lahan kerja media online. Kehadiran "redakdur-redaktur baru" dengan latar belakang selebgram, youtuber, dan pengguna media sosial lainnya seakan-akan mengalihkan perhatian publik atas keberadaan media-media online.

Fenomena endorse di media sosial memang cukup ramai disoroti. Bagi media online, hal ini tentunya menjadi tantangan serius terutama dalam menjaga stamina proses branding konten-konten. Kehadiran para pemain baru di media sosial dengan cadar selebgram atau youtuber bisa jadi menutup akses publik ke media online. Dan, dalam hal ini, para pemilik media online biasanya menemui tantangan. "Iklan-iklan yang seharusnya menutupi biaya para penulis konten di media online, sekarang malah terbagi ke media sosial," kata Agil dalam sesi Pelatihan Konten Kreator Tim Promedia Batch II secara daring, Senin (4/10/2021).

Agil menyarankan agar para konten kreator perlu berhati-hati ketika berhadapan dengan para pemain baru di pasar online saat ini. Ketika seorang konten kreator mencari inspirasi untuk pembuatan konten, ia bisa saja masuk ke dalam celah bisnis para pemain baru di media sosial. Untuk itu, media sosial, tidak hanya menjadi partner kerja dalam proses kreasi konten, tetapi juga menjadi "musuh" yang harus dicermati secara mendalam.

Proses Pelatihan Para Konten Kreator Tim Promedia Batch II ini, dihadiri oleh 140 peserta via Zoom Metting. Sesi pelatihan ini direncanakan akan dilakukan selama enam hari, dari Senin (4/10/2021) -- Sabtu (9/10/2021). Sesi pelatihan ini bertujuan menjaring, membekali, sekaligus menjadi sesi perjumpaan para konten kreator baru dengan ruang gerak kerja media online. Sesi I pelatihan ini dimulai pukul 08.00 -- pukul 10.05 WIB. Setiap sesi pelatihan selalu diakhiri dengan pengerjaan tugas sebagai strategi feedback para peserta dalam memahami materi-materi pelatihan.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun