Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tentang Orang-Orang yang Mengusir Setan

26 September 2021   20:30 Diperbarui: 26 September 2021   21:15 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus berbincang-bincang dengan para murid-Nya. Foto: https://studibiblika.id/.

Semua orang Kristen sejak dibaptis sudah dikarunia kuasa khusus untuk mengusir setan. Ketika menerima air sebagai tanda pembersihan, orang-orang Kristen dipersiapkan untuk berkarya -- termasuk bagaimana melawan kuasa setan. 

Tugas ini bukanlah sebuah kebetulan. Tugas ini, tak lain adalah bagian dari misi. Pertanyaannya: "Bagaimana jika "orang lain" toh mengusir setan dalam nama Tuhan Yesus?"

Ketika para murid menemui orang yang bukan dari bagiannya mengusir kuasa jahat, mereka merasa seperti disaingi. Bagaimana mungkin orang yang hanya mengandalkan iman tanpa sedikit pun mengikuti kelas khusus bersama Yesus toh malah mampu mengusir setan? 

Persoalannya tentu ada pada iri hati karena dia bisa, sedangkan saya tidak. Keterbukaan sebagai seorang yang beriman justru menjadi tantangan.

Dalam kehidupan sehari-hari watak hidup keberimanan kita, kadang-kadang hadir dalam wujud perkataan Yohanes. "Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu. 

Lalu, kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita!" kata Yohanes kepada Yesus. Kata-kata Yohanes adalah buah dari kekhawatiran ritme kemuridan. Ketika kita dibaptis dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, kita kadang merasa bahwa orang lain tidak ada apa-apanya.

Lalu, bagaimana sebetulnya tanggapan Yesus atas laporan Yohanes mengenai "orang asing" yang mampu mengusir setan? Kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita." Kata-kata Yesus yang terakhir sebetulnya sederhana: "Yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita." Meski belum mengenal Yesus secara personal, iman akan Dia justru mengantar kita pada keselamatan.

Kisah perwira dimana hambanya mengalami sakit berat, sebetulnya menjadi kata-kata penguatan untuk orang-orang Kristiani. "Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang ke rumahku. Tetapi bersabdalah saja, maka hambaku disembuhkan!" Hanya dengan beriman, kisah-kisah penyelamatan, kesembuhan, dan mujizat lain, biasanya turun atas orang yang menghidupinya. Kisah "orang asing" yang mampu melakukan mujizat dalam nama Yesus (Markus 9:38-48), sesungguhnya mengingatkan kita bahwa iman menolong kita untuk masuk dalam lingkaran kemuridan.

Pertanyaan lain yang muncul terkait teks Injil hari ini adalah soal rahmat khusus untuk melakukan tindakan-tindakan luar biasa. Kenapa dia bisa, saya tidak? Pertanyaan seperti ini seringkali lalu-lalang di telinga kita. 

Perbandingannya, kadang mengantri. Padahal, setiap hari saya rajin berdoa, mengikuti perayaan ekaristi setiap hari Minggu, memberi sedekah, dan lain-lain, masa gak bisa. 

Setiap kita justru diberi karunia yang berbeda-beda. Ada yang yang dikarunia keterampilan khusus untuk melakukan tindakan-tindakan luar biasa hanya karena relasi personalnya dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun