Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nostalgia 2016 dan Musim Semi Perceraian

13 Agustus 2021   22:46 Diperbarui: 13 Agustus 2021   22:54 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tahun 2016. Foto:https://www.fyimusicnews.ca/. 

Tahun 2016, bagi sebagian orang adalah tahun penuh prospek atau harapan. Orang berusaha memelekkan ekspektasi mereka -- entah di bagian dunia usaha, politik, ekonomi, dan pengawasan diri terhadap aneka "kulit kabel" yang berusaha mengganggu kehidupan -- di masa-masa yang akan datang.

Jika, didekatkan dengan dunia keluarga, 2016 adalah tahun dimana keluarga -- suami-isteri, anak-anak atau keluarga batih -- semakin membenah diri. Keluarga, dengan penambahan usia menjadi semakin dewasa, beriman, kokoh, dan kuat. Ini adalah harapan tahun 2016, ketika waktu perpisahan 2015 menyentuh akhir Desember.

Akan tetapi, harapan 2016 ini, tidak sinkron dengan realitas yang berbicara di bulan-bulan awal masa jabatannya. Bagi para pengusaha terkenal, seperti Marck Zuckenberg -- CEO perusahaan Facebook yang bermarkas di Lembah Syllikon, Amerika Serikat -- tahun 2016 merupakn tahun berbagi. Mark telah menyumbangkan 50 persen sahamnya kepada publik melalui perusahaan ternama, yakni Facebook.

Bagi Rio Haryanto -- pembalap asal Kota Solo -- tahun 2016, adalah tahun dimana dirinya dijamu oleh pihak Formula 1.  Dan, bagi mereka yang ada di Kalijodo, 2016 adalah tahun kegelapan, dimana mereka harus kehilangan tempat tinggal dan kandang mata pencahariaan mereka. Menariknya, hal baru yang juga menghiasi tahun ekspektasi ini adalah peningkatan jumlah pasangan selebriti yang harus pisah ranjang. Aneh dan menakutkan.

Kalau dibahasakan dalam bahasa Rudolf Otto, tahun 2016 itu sosok tremendum et fascinosum. Hijrahnya parah artis dari tempat keluarga, membuat publik gerah dan tentunya para fans mulai mengalihkan perhatian. Kabar pertama datang dari pasangan Sahrul Gunawan dan Indri yang telah mengarungi bahtera rumah tangga selama 10 tahun. Isu orang ketiga dalam pekarangan keluarga Sahrul-Indri menjadi sesuatu yang membingungkan. Siapa orang ketiga itu, semuanya abu-abu.

Kabar kedua datang dari pasangan Cathy Saron yang menikah lima tahun yang lalu. Perempuan Katolik ini baru menikah dengan seorang pengusaha bernama Eka Kusuma di Pulau Dewata-Bali. Dengan menjepret gaya penikahan ala pangeran Wiliam dan Kate Midelton, Cathy berusaha memantapkan keinginannya untuk menjadi seorang ibu dan pengasuh anak. Namun, impian untuk tetap kokoh di panggung keluarga baru, sirna seketika -- alih-alih, Cathy sering pulang larut malam. Kicauan untuk segera pisah, datang dari sang suami.

Kabar perceraian berikutnya datang dari pasangan Marcelino-Dewi Razer, yang telah lama hidup bersama. Kabar perceraian mereka dibentengi oleh alasan yang tidak jelas. Kabar perceraian yang kesekian datang dari pasangan Bella Sofie yang baru lima bulan menikah dan hari-hari berikutnya ambruk seketika. Kabar perceraian mereka didalangi oleh adanya pihak ketiga di antara ranjang sejoli ini. Dan, ironisnya, WIL yang disebut-sebut sebagai dalang perceraian ini adalah sahabat dekat Bella Sofie yang bersebelahan apertemen dengan suaminya. Akan tetapi, tuduhan ini dibantah oleh suami Bella.

Nah, semua kisah perceraian ini, kadang membingungkan. Jika, perceraian karena ada motifnya, ya, sah-sah saja. Namun, kabar perceraian sejumlah artis ini, tanpa alasan. Mencari-cari alasan adalah cara yang dipakai untuk melongsorkan kekokohan rumah tangga. Paradoks. Seharusnya, semakin bertambah usia, semakin dewasa cara berpikir dan kuat dalam menjaga keharmonisan. Abad ini, ada perceraian yang yang tak lagi mengharuskan adanya alasan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun