Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Identitas Kristus dalam Pemahaman

27 Juli 2021   21:44 Diperbarui: 27 Juli 2021   22:14 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kitab Suci sebagai sumber iman. Foto: https://www.tongkronganislami.net/.

Pada bagian awal teks Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose dikatakan demikian "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan" (Kol 1:15). Identifikasi diri Kristus sebagai gambar Allah menunjukkan hubungan kedekatan Allah Bapa dan Putra. Kata "Kristus sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan" menunjukkan peran aktif Kristus dalam teologi penciptaan.

Dalam Sirakh, partisipasi Kristus yang digambarkan sebagai Sang Kebijaksanaan diperlihatkan. "Sebelum masa purba sejak awal mula aku telah diciptakan-Nya, dan sampai selama-lamanya aku tidak akan lenyap" (Sir 24:9). Kristus adalah gambar Allah. Allah yang dahulu terlibat dalam sejarah keselamatan bangsa Israel, kini nyata dalam diri Yesus Kristus yang bangkit (Ibr 1:1-2).

Joseph A Grassi dalam komentarnya menunjukkan bahwa Kristus sebagai gambar Allah berarti Kristus adalah Adam baru (Kol 3:10), yakni kepala dari ciptaan baru. Adam telah diciptakan seturut gambar dan rupa Allah (Kej 1:27) dan diberi kuasa atas segala ciptaan yang ada (Kej 1:28). Karena kesombongan Adam, misi "merawat" ciptaan dialihtangankan. Misi untuk bekuasa atas segala ciptaan ini, kemudian diselesaikan oleh Kristus.

Maka, Kristus dalam ini berkuasa atas segala ciptaan yang ada. Dalam kisah penciptaan, Ia sudah hadir bersama dengan Allah Bapa. Akan tetapi, seperti Allah Bapa sebagai Pencipta, Kristus tidak hadir secara real dalam kisah penciptaan. Kristus hadir dalam rupa Sabda (logos). Sabda kini menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh 1:1-14; 2Kor 4:4). Kata Kristus sebagai gambar Allah juga menunjukkan kekudusan Kristus. Ia berasal dari Bapa di mana Ia sebelumnya hadir dalam rupa Sabda. Kekudusan Kristus dalam hal ini tidak bisa disandingkan dengan makhluk manapun yang ada di kosmos ini.

Kristus sebagai Prtotokos

Selain sebagai gambar Allah, Paulus juga menekankan identitas Kristus di tengah semua ciptaan lain. Kristus adalah Yang Sulung (prtotokos). Yang Sulung menunjuk pada sebuah kedudukan tertinggi, otoritas dan kekuasaan di atas segala ciptaan. Ada dua peran yang bisa dipahami dari gelar Kristus sebagai Yang Sulung, antara lain: pertama, Yang Sulung bisa berarti ciptaan yang pertama (dalam literatur Kebijaksanaan) dan kedua, Yang Sulung bisa berarti ciptaan yang baru (dalam konsep keselamatan).

Memang agak sulit untuk mengartikan Yang Sulung dalam tulisan Paulus. Akan tetapi, teks selanjutnya, sejatinya membantu kita untuk memahami alur pemikiran Paulus. Paulus menerangkan bahwa "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia" (Kol 1:17). Yang Sulung dalam hal ini berarti ciptaan pertama yang menjadi pusat dari segala ciptaan. Kristus adalah pusat (center) di mana ciptaan lain mendapat kepenuhan.

"Ia-lah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu" (Kol 1:18). Dalam kutipan teks ini, Yang Sulung berarti ciptaan baru yang memperbaiki relasi antara manusia dengan Allah Bapa. Oleh karena Kristus yang bangkit, kita semua pun dibaptis menjadi manusia baru. Dosa manusia lama yang diterima dari Adam, kini telah diperdamaikan oleh darah Salib Kristus (Kol 1:20).

Kristus sebagai prtotokos, memperlihatkan kedekatan relasi antara Allah Bapa dan Putra. Prtotokos dalam hal ini dapat berarti "dilahirkan sebelum segala sesuatu" (begotten before all things). Kristus memiliki kuasa yang lebih tinggi di antara segala ciptaan. Sebagai yang sulung dari Allah, Kristus berperan sebagai mediator yang menghubungkan relasi antara Allah dan manusia. Segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, datang melalui Kristus Yesus. Peran Kristus sebagai mediator semakin tampak setelah kebangkitan-Nya. Pemulihan relasi antara Allah dan manusia (vertikal) justru mendapat penegasan dalam diri Kristus yang bangkit. Kristus sebagai prtotokos menunjukkan bahwa Kristus memiliki kuasa yang lebih di antara makhluk ciptaan yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun