Keutamaan-keutamaan yang dihayati seorang iman berakar dalam iman akan pribadi Yesus Kristus, Gembala dan Kepala Gereja. Hidup tindakan, dan karya seorang imam sebagai alat Kristus berada dalam kehadiran Kristus. Yesus mengutus para imam, yang juga adalah murid-murid-Nya untuk mewartakan Sabda, merayakan sakramen-sakramen, membimbing jemaat Kristen dalam cinta kasih (PDV).
Sebagai petugas Gereja, setiap imam dipanggil dari dan diutus ke tengah-tengah umat untuk membawa persembahan dan kurban penyilih dosa (bdk. Ibr 5:1).Â
Setiap imam dalam hal ini, membawa persembahan dirinya sendiri dan umatnya yang dilayaninya dalam doa. Bagi setiap imam, doa merupakan ungkapan iman dan syukur, karena Allah senantiasa menyalurkan rahmat-Nya yang berlimpah kepada umat-Nya.
Ada beberapa keutamaan penting yang perlu dihidupi imam masa kini. Pertama, menjadi pribadi yang dewasa dan matang. Dinamika panggilan rohani mengundang setiap imam untuk terus-menerus berkembang dan mencapai kedewasaan dan kematangan. Pada dasarnya, kematangan dan kedewasaan ini tercermin dalam cara pikir, cara pandang, cara bertutur, dan cara bertindak.
Kedua, melayani dengan penuh hormat. Sikap hormat yang hendaknya dijunjung tinggi oleh setiap imam didasarkan pada keyakinan bahwa setiap manusia adalah gambar dan rupa Allah (bdk. Kej 1:26).Â
Dalam perjumpaan, pergaulan, dan pelayanan pastoral, setiap imam selayaknya menghormati setiap insan yang dijumpainya. Maka para imam zaman ini dituntut untuk menjaga relasi pribadi yang sehat, bersikap ramah, bijaksana, sopan santun, dan berakhlak mulia.
Ketiga, menjaga konfidensialitas. Setiap imam diberi tugas khusus untuk mendengar pengakuan dari umat. Dalam hal ini, seorang imam perlu menjaga kerahasiaan umat atau siapa saja yang meminta pelayanan sakramen tobat darinya. Sejatinya ada tiga komitmen etis yang dapat menolong seseorang menuju konfidensialitas, yakni kesetiaan, keadilan, dan kebijaksanaan. Keempat, membela kebenaran.Â
Seorang imam sangat diharapkan ikut terlibat di dalam usaha peningkatan kesejahteraan umum yang bersifat menyeluruh, penuh perhatian pada soal keadilan sosial, ekologi, dan penegakan hak-hak asasi manusia.Â
Kata-kata seorang imam juga perlu mengikuti Yesus sebagai jalan, kebenaran, dan hidup (Yoh 14:6). Kebenaran ini lahir dari keberanian seorang imam agar hadir bersama umat yang dilayani.
Kelima, melakukan pekerjaan secara profesional. Setiap imam yang profesional sangat dibutuhkan oleh Gereja dan masyarakat modern.Â
Profesionalitas seorang imam tidak hanya berarti keahlian dan kemampuan dalam bidang-bidang pelayanan tertentu, tetapi juga sungguh-sungguh menghidupi profesinya sebagai imam. Hal ini berarti keterampilan seorang imam selalu terpaut dengan penunaian iman-kepercayaan yang tergantung penuh pada kuasa Tuhan.Â