Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Halu Negara Kekaisaran Sunda Nusantara

5 Mei 2021   21:11 Diperbarui: 5 Mei 2021   21:16 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi menyita kendaran dan STNK pengemudi yang mengklaim warga negara Kekaisaran Sunda Nusantara. Foto: bogor.tribunnews.com.

Ada-ada saja kelakuan warga negara Republik Indonesia ini. Sepertinya ada yang memiliki ambisi pribadi untuk hidup dalam imajinasi yang luar biasa berlebihan. Angel angel. Negeri ini tidak dibangun semalam seperti cerita-cerita Aladin bin ajaib. Kok bisa ada negara Kekaisaran Sunda Nusantara (NKSN)?

Pada Rabu (5/5/2021), polisi menyita satu unit mobil dengan pelat palsu di Gerbang Tol Cawang, Jakarta Timur. Saat diperiksa, pengemudi mobil mengaku sebagai warga negara Kekaisaran Sunda Nusantara. Polisi juga menyita Surat Izin Mengemudi (SIM) pengemudi. Saat diperiksa, pengemudi yang berinisial RK itu malah menunjukkan SIM yang dikeluarkan oleh Negara Kekaisaran Sunda Nusantara. Saat ini, polisi sedang menindaklanjuti kasus ini. Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Metro Jaya Kompol Akmal mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

Semakin tak waras. Sejak kapan sebetulnya Negara Kekaisaran Sunda Nusantara ini didirikan? Siapa kepala negaranya? Menteri-menterinya siapa, ya? Kira-kira istana kekaisarannya di mana? Lalu, siapa-siapa saja yang sudah "dibaptis" menjadi warga negara Kekaisaran Sunda Nusantara ini? Eta terangkanlah!

Kemarin, publik sempat dibuat tertawa terkekeh-kekeh dengan adanya Kerajaan Sunda Empire. Sempat viral juga blunder tandingan dari Keraton Yogyakarta, yakni Keraton Agung Sejagat. Sebenarnya ada apa dengan warga negara ini? Mimpinya kelewat nalar. Semakin bertambah usia Indonesia, semakin menjamur kerajaan-kerajaan ajaib.

Orang-orang tak waras sepertinya semakin meraja-lela. Hemat saya, pihak keamanan sesegera mungkin mengawasi, menindaklanjuti, dan mengevaluasi "karya-karya anak bangsa" yang susah dinalar ini. Pengalaman-pengalaman sebelumnya, seperti Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat seperti tak memberi efek jera bagi orang-orang aneh yang memiliki ambisi bak mitologi Yunani.

Bukti-bukti keberadaan mimpi membangun sebuah negara, hemat saya menjadi sebuah bahan evaluasi serius untuk kemajuan bangsa. Kartu SIM sejatinya menjadi bukti nyata sekaligus catatan serius bagaimana peristiwa ini bisa digali hingga ke akar-akarnya. Sarang-sarang kewarganegaraan ilegal adalah bentuk ketidaksetiaan seorang warga negara. Bagaimana mungkin ada orang yang berani mengaku sebagai warga negara Kekaisaran Sunda Nusantara tanpa adanya upaya indoktrinasi sebelumnya. Saya menduga, ada master dan markas besar yang menopang di balik semuanya.

Pengemudi berinisial RK hanya merupakan salah satu dari warga negara ajaib Kekaisaran Sunda Nusantara yang berhasil diabsen polisi. Sejatinya, sudah ada banyak pendukung, pemeluk, dan simpatisan yang mungkin ada dalam target rekrutan para pendiri. Aktor-aktor, sutradara, dan dalang di balik berdirinya Kekaisaran Sunda Nusantara perlu dicari, diamankan, dan dimintai keterangan. Jika tidak, proses pengendapan di akar rumput, suatu saat akan meledak dan mengganggu keamanan dan ketertiban hidup bersama.

Belajar dari dua pengalaman sebelumnya, Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagat, kita perlu mengantisipasi gerakan-gerakan tersembunyi yang sejatinya tak hanya merusak kehidupan berbangsa, tetapi juga mengantisipasi jumlah korban yang menjadi target dari negara abal-abal ini. Di balik kokohnya negara Kekaisaran Sunda Nusantara, sejatinya ada prospek tersembunyi yang hendak dituju. Bisa saja, ada yang berupaya memanipulasi warga dan menarik keuntungan dari sistem pemerintahan kawakan ini.

Kita berharap, polisi segera mungkin menuntaskan alur maju dari gerakan ini. Kartu SIM yang dikeluarkan dengan model jiplakan menyerupai dokumen negara, bisa menjadi bukti kuat proses pengusutan selanjutnya. Menuju usia 76 tahun, Indonesia harus menjadi sebuah negara utuh tanpa embel-embel kerajaan atau potret negara bagian di dalamnya. Indonesia sudah cukup. Kita tak perlu Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire, apalagi negara bin ajaib seperti Kekaisaran Sunda Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun