Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosialisme dan Masyarakat Industri

1 Mei 2021   16:45 Diperbarui: 1 Mei 2021   16:51 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh di masa pandemi Covid-19. Foto: kabar24.bisnis.com.

Claude Henri de Rouvroy Comte de Saint-Simon atau biasa dipanggil Henri de Saint-Simon (1760 --1825) dikenal sebagai sosialis Prancis awal bahkan pendiri sosialisme di Prancis. Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh filosof abad ke-19, seperti Karl Marx, Auguste Comte, dan para pemikir ilmu sosiologi lainnya.

Saint-Simon dididik secara intensif oleh guru-guru pribadi. Salah satunya adalah Jean Le Rond d'Alembert. Pada usia 17 tahun, Saint-Simon bergabung dengan tentara perang kemerdekaan Amerika. Tahun 1782, diceritakan bahwa ia terluka dalam pertempuran laut di Saintes. Setelah bergabung dalam himpunan tentara perang kemerdekaan Amerika, ia kemudian memulai karier politiknya. Ia sempat menjadi Menteri Keuangan dan terlibat dalam perundingan perdamaian dengan Inggris di Lille. Setelah mengundurkan diri dari struktur pemerintahan, ia aktif sebagai penulis hingga akhir hayatnya.

Selama tiga tahun ia belajar ilmu fisika. Saint-Simon gemar berkorespondensi dengan sejumlah pakar serta ilmuwan ternama, salah satunya adalah Auguste Comte. Saint-Simon banyak menelurkan karya. Beberapa karyanya diteruskan oleh Olinde Rodrigues dimana karya-karya ini kemudian membentuk suatu gerakan kerohanian bernama Simonian. Dasar dari gerakan ini banyak diambil dari buku terakhir Saint-Simon berjudul "Le Nouveau Christianism." Karya-karyanya yang lain antara lain "Lettres d'un Habitant de Genve" (1802), "Introduction aux Travaux Scientifiques du XIX Sicle" (1807), "L'Industrie" (1816), "L'Organisateur" (1819-1820), "Du Systme Industriel" (1821), "Catchisme des Industriels" (1823--1824), dan "Le Nouveau Christianisme" (1825).

Masyarakat Industri

Saint-Simon dianggap sebagai seorang sosialis utopis. Menurutnya, komunitas industri terbagi dalam kelompok pekerja/produktif dan tidak bekerja/non-produktif -- dimana ia sendiri menyebut kelompok ini dengan istilah thieves. Kelompok produktif adalah semua orang yang ikut menyumbang terbentuknya masyarakat industri. Yang termasuk kelompok produktif, antara lain para cendekiawan, seniman, industrialis, ahli teknik, dan para pekerja.

Sedangkan kelompok non-produktif adalah mereka yang tidak secara langsung manghasilkan sesuatu yang nyata bagi terwujudnya perkembangan masyarakat. Raja dan kaum agamawan masuk dalam kelompok ini. Menurut Saint-Simon, perkembangan sosial dalam sebuah komunitas idealnya bergantung pada situasi dimana tidak adanya pengangguran dan tidak adanya eksploitasi satu terhadap yang lain.

Saint-Simon cukup yakin terhadap sistem demokrasi yang berlaku di sebuah negara. Ia mempertimbangkan adanya suatu sistem hierarki yang lebih berdasarkan pada persamaan kesempatan daripada persamaan kemakmuran. Ia membagi sistem administrasi terpusat dari sebuah komunitas ke dalam tiga dewan, yaitu dewan penemuan, dewan pengujian, dan dewan perwakilan. Dewan penemuan, terdiri dari para seniman dan ahli teknik. Mereka mengurusi berbagai rencana dan rancangan.

Dewan pengujian adalah para ilmuwan yang secara kritis akan menguji rancangan dan rencana, serta mengurusi masalah pendidikan. Sedangkan perwakilan bertugas menjadi pelaksana dari rancangan yang ada dan memberikan pertimbangan kepada seluruh anggota masyarakat. Saint-Simon juga membayangkan bahwa komunitas ideal tersebut akan menguntungkan semua pihak sehingga tidak diperlukan adanya pemaksaan agar hukum ditaati sehingga pemerintah pada akhirnya tidak diperlukan lagi.

Kekristenan Baru

Dalam tulisannya berjudul "Le Nouveau Christianisme" (1825), Saint-Simon mengkritik tradisi otoritas religius dalam Gereja Katolik. Ia beranggapan bahwa otoritas agama tidak mampu mengembangkan diri ketika berhadapan dengan kebutuhan akan informasi pengetahuan. Hal ini memunculkan terjadinya suatu masa, yakni "kelaparan rohani." Karyanya mencoba untuk menyelamatkan nilai utama dari kristianitas. Ia pun menganggap bahwa Gereja telah terdistorsi, sehingga tidak lagi sama dengan ajaran aslinya.

Ia mencoba mendirikan masyarakat industri yang berdasarkan atas cinta kasih. Gerakan ini ia anggap sebagai manifestasi dari ajaran Injil. Baginya kebahagiaan adalah sesuatu yang dapat, bahkan harus diraih pada saat ini, bukan pada masa yang akan datang. Dengan pandangan demikian, ia mencoba menegaskan bahwa tugas Gereja adalah menghasilkan kesejahteraan umat secara konkret. Kesejahteraan itu tercapai hanya melalui kerja, dan pelaku kerja adalah masyarakat industri dalam hal ini kelompok produktif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun