Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membuat Pengecualian

14 April 2021   20:08 Diperbarui: 14 April 2021   20:15 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mau berbicara soal kita, seharusnya tak ada pengecualian. Demikian saya menerjemah narasi bohong yang dilontarkan Lucius. Lucius bak pinokio. Ia pokoknya suka sekali menyembunyikan raga dan mengarang cerita. "Sekali lagi, tak ada pengecualian pada kita," kataku.

Di sudut balkon, dekat kursi hitam itu, Lucius kikikan. Dia sempat menarik-narik kain meja yang tak seimbang dilatar kaca. Kedua kakinya, sesekali digoyang-goyang. Kuperhatikan terus aksinya. Ini kesekian kali, Lucius tak mengenakan jaket saat di balkon. Meski udara di balkon sangat dingin, badannya tetap kekar dibungkus nekat.

Saya sering memperhatikan Lucius jika saat di balkon. Kelakuannya aneh. Saya melihat keanehannya sebagai sebuah colok perhatian. Di balik gerak-geriknya, Lucius kadang melontarkan kata-kata bermakna majemuk. Tak mudah menangkap apa yang dikemukakan Lucius jika tak menjumpa jedah. Di sela jedah, makna dijaring.

"Hari ini, saya ingin kita membuat acara kecil-kecilan," kata Lucius sambil memperhatikan dalam-dalam layar ponsel.

"Acara apa?"

"Ya acara kita! Perpisahan. Semua penghuni kamar wajib kumpul duit. Minimal Rp 10 ribu," tegas Lucius.

Seharusnya jika mau mengadakan pesta, dibicarakan baik-baik dengan semua penghuni kos. Saya memang mengerti bahwa jarang ada penghuni kos yang suka menolak jika diajak patungan duit. Buat kebersamaan, kita sanggup dan berkorban.

Untuk tema-tema demikian, saya sangat setuju sama Lucius. Ia suka kepedulian, suka kebersamaan, suka ngumpul, pokoknya yang berbau dua-tiga orang berkumpul, Lucius selalu ada. Ini nilai yang bisa dipetik dari sosok Lucius. Ia tak ingin berlama-lama dengan kesendirian.

"Tapi, sebaiknya si Lius, tak usah ikut. Kita saja yang buat acaranya. Di balkon ini juga, lebih baik," tambah Lucius.

Sontag saya heran. Dari 8 orang penghuni kos Bu Tejo, kali ini Lius tak dilibatkan. Kami kemudian berdebat.

"Kenapa Lius tiba-tiba dikecualikan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun