Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Love

Kamu Bikin Aku Kecewa

9 April 2021   19:29 Diperbarui: 9 April 2021   19:47 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menimang di saat kecewa di salah satu tempat di Malioboro. Foto: Dok. Pribabdi Kristianto Naku.

Sudahlah. Lupakan saja! Kamu toh juga begitu. Lagian kamu pernahkan bikin aku kecewa? Makanya aku juga lakuin hal yang sama. Jangan diperpanjang, diperlebar, diperdalam, juga dibahas mulu. Kita udah hampir. Kita sudah ke depan. Ya, kalau kamu gak mau, terserah.

Lalu, bagaimana? Ini kan soal relasi. Jika gitu-gitu aja, gak menarik dan gak membuat orang tertarik "tuk jalanin. Iya gak? Aku merasa biasa-biasa aja. Yang penting kan kamu gak tau, dan itu privasi saya. Mau telikung, bo'ong, ngecewain orang lain, atau apalah, yang penting masa bodoh. Apatis. Cuek aja!

Jadinya, relasi itu soal gaya hidup. Bahkan soal cinta pun, dibiarkan jadi ritus doang. "I may say that, here and now, love is not an action, its just about lifestyle." Ya sekadar gaya hidup, soal tren. Kamu punya teman, pacar, atau menjalin relasi dengan seseorang, jangan terlalu "baper." Itu cuman gaya, itu cuman tren, biar diakui. Biar aku dianggap ada.

Kadang dari kebiasaan atau hobby amukan tren, seperti menyaksikan drama korea (drakor), semuanya dapat dipertontonkan per babak dalam hidup nyata-harian. Hidup jadi tak lebih dari drama. Hari ini mau, esok nolak. Hari ini jawab iya, esok bilang gak. Yang penting bikin baper. Kan semuanya ada di drama. Bukannya hidup soalnya seberapa banyak Anda mengutip?

Ketika hidup kebanyakan diisi kutipan - mengutip kata-kata orang di film, buku atau semua scene dalam film - kebohongan itu hal biasa. Jujur adalah sesuatu yang tabu dan tak boleh dibicarakan ketika otak dan hati tertambat drama. Lucu, tapi memperihatinkan. Tapi, sekali lagi, tetap biasa-biasa aja. Toh esok juga bisa mulai yang baru. Jangan terlalu percaya sama mimik.

Wajah memang pandai memberi kesan. Kadang dengan senyum, derai air mata, atau tawa ngakak. Kadang dengan cemberut, cengengesan, nutup mata, teriak. Banyak dibuat-buat. Jangan gegabah tuk percaya. Jika kebelet percaya, kamu bakal kecewa. Sebelum bunyi empat paku di atas peti mati, jangan sekali-sekali memberi takaran 100 persen untuk percaya.

Kecewa itu hal lumrah dalam hidup. Kadang perasan kecewa datang tak tepat waktu. Tidak disiplin untuk hidup yang berusaha 'tuk disiplin. Tapi kekecewaan itu merupakan ungkapan yang menggambarkan totalitas perasaan, isi hati. Dibohongi pasti mengecewakan. Kita menaruh kepercayaan sama seseorang, terus dibohongin, yang ada ya kecewa. Kecewa karena terlanjur percaya.

Soal ungkapan dari semua yang terjadi, tapi cuman simulasi, cukup dirangkum dalam kecewa. Toh, kejujuran tak punya tempat dalam relasi. Lagi-lagi, sekarang semuanya mengejar tren. Yang ada cuman gaya hidup. Semua orang ke sana, saya juga ikut. Di mana ada yang viral, saya juga ke situ. Dan, jangan lupa celupkan sedikit dengan bumbu baper, biar semakin mendrama dan junjung kebohongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun