Dua situasi ini, kemudian dijembatani Yesus dengan upaya penjelasan perumpamaan biji gandum. Jika hari ini hanya dua orang utusan Yahudi yang ingin melihat Diri-Nya, bagaimana dengan mereka yang lain di kemudian hari ketika Yesus kembali kepada Bapa? Apakah yang lain juga akan memiliki kesempatan untuk melihat Yesus? Biji gandum yang jatuh ke tanah lalu mati sejatinya menunjukkan bahwa meski Yesus pergi dari dunia ini, setidaknya pesan, misi, dan karya-karya baik-Nya, tetap diteruskan atau dinikmati oleh banyak orang.
Pertanyaannya untuk kita: "Apakah saya sudah berusaha menemui Yesus di Masa Prapaskah ini? Sudah sejauhmana perjumpaan saya dengan Yesus membawa perubahan untuk diri saya dan lingkungan sekitar di Masa Pertobatan ini? Lalu, apa saja sarana yang saya gunakan untuk menemui Yesus selama Masa Prapaskah?"
Kita tahu, di masa pandemi ini, kebutuhan untuk menemui Yesus tentunya sangat bergejolak dan menggebu-gebu. Ada orang yang benar-benar berkeinginan untuk menemui Yesus dengan komitmen-komitmen pribadinya setiap hari. Akan tetapi, ada juga yang merasa tak menjumpai Yesus lalu give up dan menemui tuhan-tuhan yang lain dalam kehidupannya sehari-hari. Ketika berita gembira terkait adanya vaksin menyebar ke mana-mana, apakah kebutuhan kita untuk menemui Yesus masih tetap dijaga? Ataukah sebaliknya redup karena riuhnya berita kegembiraan terkait adanya vaksin?
Waktu kita bersama-sama dengan Yesus, hampir berakhir (sengsara, wafat, dan bangkit). Akan datang waktunya, kita tak lagi melihat Dia karena keangkuhan dan kedegilan hati kita. Jika, belum sempat menemui Dia, Minggu-Minggu terakhir Masa Prapaskah ini menjadi kesempatan berharga!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI