Selama periode ini, jumlah anggota yang tersebar sekitar 1500 -- 2000-an orang. Tidak hanya itu, gema Ikhwanul Muslimin pun mampu menyentuh negara-negara, seperti Sudan, Suriah dan Irak. Dan pada periode ini pula, perkembangan publikasi mulai didistribusikan ke seluruh negara Islam.
Pada perkembangan awal karer politiknya, al-Banna tidak terlalu memiliki banyak program; pesan utama -- menurut al-Banna -- berpusat pada Islam. Menurutnya, pendirian organisasi Ikhwanul Muslimin adalah sebuah upaya pengembalian "martabat Islam" atau esensi terdalam Islam dalam cara hidup sebagai seorang Muslim.
Pemikirannya tentang Ikhwanul Muslimin diadopsi oleh tokoh Islam garis keras lainnya, yakni Sayyid Qutb. Sayyid Qutb banyak mengambil gagasan al-Banna terutama berkaitan dengan pembenahan kehidupan sosial-politik yang umumnya dimasukan dalam tubuh Organisasi Ikhwanul Muslimin. Kedua tokoh Islam garis keras ini memiliki visi yang sama -- mendedikasikan hidup mereka demi Islam hingga mati.
Pada tanggal 12 Februari 1949, al-Banna ditebak oleh para musuh Islam di depan gedung Jamiyah Syubbanul Muslimin (Pemuda Islam). Dengan kata lain, Hasan al-Banna tidak terlalu menikmati berbagai karya dan organisasi yang didirikannya. Akan tetapi, traces pemikirannya diadopsi oleh banyak negara Muslim.
Pengaruh pemikiran politik dan revolusi sosialnya menyentuh berbagai organisasi kontemporer terutama organisasi Islam garis keras, seperti teroris. Di Indonesia salah satu partai yang mengadopsi dakwah Ikwanul Muslimin Hasan al-Banna adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H