Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rizieq: Habib, Tabib, dan Aib

12 November 2020   12:26 Diperbarui: 12 November 2020   12:37 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nama Habib Rizieq kembali menjadi top trending akhir-akhir ini. Selama kisah pelarian dan usaha bersembunyi di Negeri Arab, Habib jauh dari keker publik. Kemarin, Selasa, (10/11/2020), Habib Rizieq kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi (Indonesia).

Kedatangannya disambut hangat oleh para fans dan followers. Meski sang Habib sering mengumbarkan kata-kata friksi, pandemi rindu dari para followers tak mudah dilepas kekang. Habib dan tabib adalah dua hal yang melekat pada ingatan publik. Akankah Habib Rizieq menjadi pemersatu bangsa?

Anomali: Antara Tabib dan Aib

Sang Habib selama tiga tahun (2017-2020) bersemedi di Arab Saudi. Ia berangkat ke Arab dengan cap dan label di sekujur tubuh. Pada 2017 lalu, Muhammad Rizieq Shihab dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas kasus penghinaan terhadap Pancasila. Kala itu, Rizieq dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri pada Kamis, (27/10/2016). Isi laporan Sukmawati tak lain soal peryataan Rizieq yang melecehkan Pancasila.

"Saya datang sebagai Ketua Umum PNI Marhaenisme melaporkan Habib Rizieq Ketua FPI prihal penodaan terhadap lambang dan dasar negara Pancasila, serta menghina kehormatan martabat Dr. Ir. Soekarno sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia," kata Sukmawati Soekarnoputri di Bareskrim Polri, Gedung KKP Bahari II, Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2020).

Akhir kasus ini, Habib Rizieq sepertinya lolos dengan alasan tidak cukup bukti untuk meneruskan kasusnya. Usai mengatakan "Pancasila ditaruh di pantat," Rizieq melebarkan sayap. Ia mengklaim bahwa pertanyaan seputar kasus penghinaan Pancasila tak jauh dari isi tesisnya ketika mengenyam pendidikan di Malaysia. Perkara pun ditutup. Rizieq dibebaskan. Para pendukung Rizieq pun menabuh beduk tanda kemenangan sang idola dan panutan agamis.

Akan tetapi, rupanya aib yang mengelilingi Rizieq masih seperti gumpalan es bawah laut. Semuanya belum terekspos. Pada awal 2017, dunia dihebohkan dengan sebuah berita yang menyeret nama sang Habib. Kala itu, Rizieq diketahui melakukan chatt mesum dengan seorang wanita bernama Firza Husein.

Bukti-bukti terkait chatt mesum dan rekaman pengakuan Firza Husein menjamur bak pandemi di ruang maya. Semua rekaman dan bukti primer ini dikelola dan diunggah oleh sebuah portal berita online Baladacintarizieq.

Lalu bagaimana tanggapan pihak kepolisian? Lagi-lagi, semua bukti ini dikelola dan diberi jedah hingga Rizieq sendiri akhirnya hijrah ke Saudi Arabia. Sebagai seorang ulama dan tokoh panutan di kalangan Islam, Rizieq seharusnya tak bermain petak-umpet. Tokoh publik, apalagi tokoh terhormat seperti Rizieq, seharusnya lebih berakhlak, bermoral, dan lebih transparan. Bagaimana mungkin warga negara ini mengidolakan seorang tokoh yang suka menghujat, menghina, dan mengantong aib?

Rizieq: Pulang atau Dideportasi?

Ketika isu kepulangan Habib Rizieq tercium media dan khalayak ramai, industri informasi ramai-ramai memasang hastag dan nametag Rizieq Shihab. Berita kepulangannya seperti berita seorang reformator yang sudah bertahun-tahun mengabdi untuk negara ini. Ribuan followers baper penyuka sosok Rizieq beramai-ramai membuat pawai penjemputan. "Allahu akbar, Habib Rizieq pulang!" Alhasil, negeri ini dibuat macet, dicekik pandemi, dan menyusakan aparat keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun