Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ekspansi Militer Amerika Serikat Menyelinap ke Eropa Timur

11 November 2020   21:10 Diperbarui: 11 November 2020   21:23 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Kamis, 12 Januari 2017, dikabarkan bahwa sebanyak 3000 tentara Amerika Serikat (AS) mendarat di kawasan lingkar Rusia. Kedatangan AS ke Eropa adalah sebuah pembenahan strategi -- terutama berkaitan dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Serbuan AS ke wilayah Eropa, khususnya di ujung bedil Rusia -- negara-negara rengkuhan Rusia yang dulu -- bagi Putin, adalah sebuah upaya adu domba.

Kedatangan AS, tidak hanya membawa kepala-kepala yang siap menggerakan berbagai hal yang akan dijadikan kekuatan perang, akan tetapi ornamen-ornamen perang yang lain dibawa serta. Selain 3000-an tentara, AS juga mendatangkan 87 tank dan ratusan kendaran lapis baja. Semua amunisi musim dingin ini bermarkas di Polandia.

Menurut kepala pertahanan AS, Operasi Pentagon, Polandia merupakn titik strategis bagi AS untuk melakukan sebuah "upaya dialog" jika terjadi sesuatu atas negara-negara yang menjadi mitra NATO. Pengerahan pasukan ini disinyalir sebagai sebuah feedback power NATO atas tindakan Rusia yang semakin berandal dalam mengunjukkan kebolehan. Beberapa kali, Rusia memancing darah militer pasukan AS, ketika pesawat tempur Rusia melakukan flight rendah di atas kapal perang AS.

Hal ini menjadi kebiasaan Rusia terutama dalam memancing darah militer para rivalnya. Negara-negara nitra NATO, seperti Estonia, Bulgaria, Latvia, Lituania, Romania, dan Hongaria adalah kelinci percobaan Rusia dalam menggodok persoalan. Menghadapi agresivitas Rusia, NATO berusaha bertindak kerasi dengan menghadirkan kekuatan pertahanan yang berlengan perang. AS dalam beberapa dekade terakhir memang sering masuk dalam kubangan persoalan negara-negara di dunia.

Banyak interpretasi yang muncul atas tindakan AS menghadirkan kekuatan pertahanan yang mengatasnamakan NATO. Operasi militer ini, sejatinya dikendalikan oleh Pentagon. Lalu, pertanyaannya: "Benarkah kehadiran AS adalah sebuah upaya defensive atas tindakan Rusia? Ataukah AS hanya ingin mendekatkan jarak keker mereka atas Rusia?"

Pertanyaan ini tidak terjawab seutuh, karena waktu belum memperkirakan sesuatu yang definitif. Dalam komponen kata yang mengikat pertanyaan di atas, sebetulnya jawabannya sudah digarisbawahi, yakni perluasan wilayah kekuasaan AS tengah digodok.

Persepsi lain muncul ketika rezim Trump berkuasa. Pengusaha kondang yang terpilih menjadi Presiden AS yang ke-46 ini, disebut-sebut memiliki klinik khusus bersama dengan Vlidamir Putin, Presiden Rusia. Kemenangan Trump, oleh publik Amerika dan dunia adalah hasil peretasan inteligent Rusia atas komponen kotak suara elektronik pemilu.

Kehadiran AS di sela-sela ekspansi Rusia di Eropa Timur tidak membuat banyak pihak bereaksi. Banyak negara Eropa malah fokus dengan masalah lain yang tak kalah penting, yakni banjir pengungsi. 

Surga bagi pencari suaka kini dijejali di Benua Biru. Selain menghadirkan potret yang lemah (para pengungsi) -- Eropa kini dihantui teror psikologis oleh karena hantu teroris dan wabah Islam -- kehadiran AS juga dilihat sebagai kekuatan penyeimbang -- mengendorkan otot yang lama disandera fenomena tak lazim di Eropa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun