Aksi wawancara kursi kosong Najwa Shihab atas Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto pada 30 September 2020 berujung keroyok. Sebuah perkumpulan yang menyebut diri sebagai Relawan Jokowi Bersatu menggotong Najwa ke Polda Metro Jaya. Menurut Ketua Umum (Ketum) Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, aksi Najwa Shihab wawancara kursi kosong merupakan tindakan cyber bullying. Salut. Sebetulnya, apa yang tengah merasuki Relawan Jokowi Bersatu?
Sebelum menanyakan entah apa yang merasuki Relawan Jokowi Bersatu, baiklah single melow yang dinyanyikan Band Ilir 7 kita tujukan kepada Najwa Shihab.
Entah apa yang merasukimu Najwa Shihab?
Hingga kau tega mewawancara Terawan dalam kursi kosong
Yang tulus menolak undangan wawancaramu
Salah apa diriku padamu Najwa Shihab
Hingga kau tega menyakitiku
Kau sia-siakan usahaku menangani pandemi
Dalam keterangannya, Ketum Relawan Jokowi Bersatu Silvia Soembarto mengklaim aksi Najwa Shihab sungguh mempermalukan pemerintah. Silvia menyebut Menkes Terawan Agus Putranto adalah representasi dari orang nomor satu negeri ini, yakni Presiden Joko Widodo.Â
"Menteri Terawan adalah pejabat negara. Hal yang membuat saya sebagai Ketum Relawan Jokowi Bersatu marah adalah menteri ini adalah representasi Jokowi dan Presiden Jokowi adalah kami relawannya. Maka, apapun yang terjadi dengan Presiden dan pembantunya, ya kami harus bersuara," jelas Silvia.
Hemat saya, aksi Silvia dan Najwa Shihab memang sama-sama berani dan edan. Najwa wawancara kursi, Silvia menanggapi wawancara Najwa dengan tatapan konyol.Â
Lagi-lagi, entah apa yang merasuki kalian? Kalian berdua memang kocak. Kalian memang membuat pertiwi ini ricuh dan gaduh. Kenapa gak tenang-tenang dan memperlihatkan rasa solider dengan sesama melalui cara-cara yang tak bikin gaduh? Andaikan aku jadi Najwa, pasti aku bakal dihujat dan diadili. Andai Silvia itu Najwa, pasti akan mengantongi banyak dukungan.
Entah apa? Entah apa sebenarnya yang tengah merasuki jiwa dan pikiran Relawan Jokowi Bersatu? Penjelasan Silvia soal pengaduan Najwa ke Polda Metro Jaya, hemat saya terlalu melebar. Bagaimana Terawan dihubung-hubungkan dengan Jokowi sampai se-ekstrim itu? Apakah Jokowi merasa malu karena wawancara unik Najwa justru secara tidak langsung mengejek, meremehkan, dan memojokkannya? Apakah tim buzzer Jokowi tengah dipersiapkan untuk menyerang Najwa Shihab? Kita berhenti di prediksi. Kita berhenti di tanya. Biar pandemi kata di ruang maya yang menjelaskannya.
Saya justru menunggu bahwa suatu saat Pak Terawan sendiri yang bereaksi atas aksi wawancara kursi kosong Najwa Shihab. Saya juga justru menunggu bagaimana Pak Terawan menjelaskan alasannya kenapa ia tak kunjung hadir dalam undangan Mata Najwa.Â
Apa yang diinginkan publik adalah Pak Terawan sendiri berani menantang Najwa Shihab dengan penjelasan terkait ke-absen-annya. Jika ini dibuat, publik tentu memberi apresiasi kepada Pak Terawan. Caranya juga tak perlu mendatangi studio Mata Najwa dan mengisi kursi kosong yang pernah dicecar pertanyaan. Dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti ini, mekanisme wawancara daring juga bisa dilakukan.
Lalu, bagaimana dengan aksi Relawan Jokowi Bersatu? Kenapa mereka yang justru merasa sewot dengan parodi yang dibuat Najwa melalui aksi wawancara kursi kosong?Â