Mohon tunggu...
Kristianti Farida
Kristianti Farida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sharing mengenai psikologi

Selanjutnya

Tutup

Music

Friendzone: Sudah Pegangan Tangan tapi Kok Malah Bertepuk Sebelah Tangan?

5 Juli 2024   22:09 Diperbarui: 6 Juli 2024   00:29 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Tidakkah cukup yang engkau lihat, pertemanan ini sungguh berat, tidakkah indah bila kita bersama, tapi tidak di mimpi saja”

Pada bait terakhir ini, menyatakan bahwa ia berusaha untuk meredakan dissonance-nya dengan mencari pembenaran atau fakta atas situasi rumit yang terjadi. Lirik tersebut menyatakan bahwa dia mulai mempertanyakan apakah temannya ini melihat semua tanda-tanda ‘menyukai’ yang ia tunjukkan. Namun, kembali lagi pada akhirnya dia menerima bahwa yang ia inginkan selama ini hanya di dalam mimpi saja, dan tidak terjadi di dalam dunia nyata nya.

Untuk mengurangi disonansi yang dirasakan, bagi kalian yang lagi di fase “friendzone” ini dapat melakukan yang namanya konsistensi. Hal yang dapat anda lakukan adalah merasionalisasikan hubungan pertemanan anda dengan mencoba melihat sisi positif apabila anda memiliki pertemanan yang kuat. Kedua dengan meningkatkan keyakinan lain bahwa masih ada orang lain yang ingin membangun hubungan romantis dengan saya. Selanjutnya yaitu dengan menerima situasi yang terjadi, meskipun dia (teman anda) tetapi menganggap anda hanya sebatas teman, anda dapat menerima fakta bahwa tidak semua perasaan akan di balas.

Kesimpulan

Lagu “Friendzone” dari Budi Doremi ini adalah sebuah karya seni yang memperlihatkan adanya konflik psikologis yang kompleks dan terjadi karenakan adanya perasaan cinta (romantis) dengan persahabatan. Melalui perspektif cognitive dissonance theory, kita dapat melihat bahwa seseorang yang sedang terjebak dalam hubungan friendzone berusaha untuk menyeimbangkan atau meredakan ketidaknyamanan psikologisnya dikarenakan cognitive dissonance. Melalui lagu ini, membuktikan bahwa adanya lagu atau musik tidak hanya sekedar untuk menghibur saja, tetapi juga untuk memperdalam pengetahuan kita mengenai konflik emosi yang mungkin sering dialami.

Daftar Pustaka

Baumeister, R. F., Dale, K., & Sommer, K. L. (1998). Freudian Defense Mechanisms and Empirical Findings in Modern Social Psychology: Reaction Formation, Projection, Displacement, Undoing, Isolation, Sublimation, and Denial. Journal of Personality, 66(6), 1081–1124. https://doi.org/10.1111/1467-6494.00043

Chelsea, R. (2014). The          “Friendzone”: Renegotiating Gender Performance  and      Boundaries in Relationship    Discourse. University of         Colorado         at         Boulder.

Fredric A. Powell. (1968). A THEORY OF COGNITIVE DISSONANCE: An Examination and Re-statement of Festinger’s Theory (INSTITUTE FOR SOCIAL RESEARCH).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun