Mohon tunggu...
Dongeng

Asal-usul Banyuwangi

6 Februari 2016   11:26 Diperbarui: 6 Februari 2016   12:06 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

1.      Nilai Moral :

Nilai moral yang ditunjukan dalam cerita ini adalah jadilah seperti Surati yang baik hatinya, tulus cintanya, jujur  dan elok kepribadiannya.Pribadi yang tau cara membalas budi. Dalam cerita singkat ini, sudut padang tokoh Surati adalah tokoh yang bisa menerima segala sesuatu dengan lapang dada. Sampai-sampai dia harus mengorbankan dirinya untuk membuktikan kesetiaan dan kejujurannya. Jangan meniru Rupaksa yang keras hatinya dan ingin membalas dendam, Secara tidak langsung dialah penyebab kematian adiknya. Untuk tokoh Raden Banterang ambil sikap positifnya, dia yang merasa iba dan mau menerima Surati. Namun, keras kepalanya membuat dia membunuh istrinya sendiri. Jadi segala sesuatu yang terjadi, terlebih lagi jika ada masalah, selesaikanlah dengan kepala dingin dan hati yang tenang.

2.      Nilai Budaya :

Kebudayaan yang sangat kental dalam cerita  ini adalah perang antar kerajaan untuk memperluas kekuasaan. Melihat dari isi cerita ini, pada zaman dahulu seseorang yang bersumpah di percaya bahwa apa yang menjadi sumpahnya dapat di buktikan. Terlebih lagi, orang-orang zaman dahulu masih sangat lengket dengan kepercayaan animisme dan dinamisme, melakukan puasa dan semedi untuk menjadi seorang yang sakti.

3.      Nilai Agama :

Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa ada baiknya jika kita bisa mengontrol emosi kita dan mau mendengarkan penjelasan orang lain. Jangan kita langsung menvonis sesama dengan alasan yang belum pasti. Apalagi sampai menghilangkan nyawa seseorang. Dalam cerita ini, dapat kita ambil pelajarannya . Ingatlah bahwa kehidupan ini adalah milik Tuhan. Jadi hanya Tuhanlah yang punya hak penuh atas hidup kita. jadi, janganlah mengadili antar sesama.

*Terima Kasih* 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun