Mohon tunggu...
Kristanto Agung
Kristanto Agung Mohon Tunggu... -

Seorang manusia biasa yang suka membaca dan sekarang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Buku Bermutu dan Gratis = Gigapedia

26 Mei 2011   14:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku adalah jendela dunia. Pepatah bijak tersebut mengajarkankan bahwa buku adalah sarana untuk menikmati keajaiban dunia. Seperti melihat luar angkasa tanpa perlu naik Apollo menuju ke sana, menaiki mesin waktu pergi ke masa lampau melihat pembangunan Borobudur, berfantasi dengan imajinasi melayang menaiki naga terbang ketika membaca Eragon, menangis haru bersama Ikal dan Arai ketika Tuhan memeluk mimpi mereka dalam Laskar Pelangi. Selain itu, dengan buku yang tepat kita bisa belajar macam-macam ilmu pengetahuan dan ketrampilan seperti: matematika, kimia, biologi, memasak, menulis, musik, program, origami, meramal, sulap, dan banyak lagi. Menurut pendapat penulis, semua jenis pengetahuan dan keterampilan yang sudah diketahui manusia, pasti sudah dibuat bukunya.

Sayang, Indonesia belum sepenuhnya melaksanakan petuah bijak tersebut. Minat baca di Indonesia paling rendah di ASEAN menurut survey yang dilakukan oleh UNESCO [1]. Harga buku yang mahal dituding sebagai salah satu penyebabnya. Dari pengamatan penulis, buku dengan tebal 200-1000 halaman, harganya berkisar antara 30-an ribu hingga 100-an ribu. Apalagi buku terbitan luar negeri bisa berkali lipat harganya. Misal kamus Inggris kecil terbitan Oxford harganya 4 kali lipat lebih mahal daripada kamus Inggris terbitan lokal. Kemarin, tiga orang teman kuliah penulis harus urunan untuk membeli buku terbitan luar negeri—yang akan disumbangkan untuk kampus sebagai syarat wisuda—karena harganya mencapai ratusan ribu. Padahal buku dengan tebal dan isi yang hampir sama terbitan lokal harganya paling puluhan ribu saja.

Semua ada solusinya. Ada kemauan pasti ada jalan. Asal ada minat baca, maka pasti ada jalan untuk mendapatkan buku yang berkualitas dan murah bahkan gratis. Mau bukti? Gigapedia.com [2] adalah buktinya. Di situs ini kita bisa mendapatkan buku-buku bermutu dan gratis dengan mudah. Kita tinggal registrasi—sekali lagi gratis—lalu mencari buku yang dikehendaki kemudian mengunduhnya. Situsnya mengklaim ada 360.000 lebih judul buku yang bisa diunduh.

[caption id="attachment_112307" align="aligncenter" width="600" caption="Situs Gigapedia"][/caption] Cara mencarinya pun mudah. Kita tinggal mengetikkan kata kuncinya, bisa judul buku, nama ilmu atau keterampilan, nama pengarang, bahkan nomer ISBN-nya. Lalu Gigapedia akan menghasilkan daftar buku yang sesuai dengan kata kunci tadi. Kita pilih yang paling cocok, kemudian kita akan dibawa pada link untuk mengunduh filenya. Sekaligus dengan deskripsi, review, komentar dan seringkali ringkasan dari buku tersebut. Sebuah fitur yang amat membantu untuk meyakinkan bahwa buku tersebut tepat untuk kita unduh, sehingga tidak akan menghabiskan bandwidth dan waktu percuma.

Sulit mencari referensi? Sudah tanya mbah Google tidak manjur. Silakan mencoba Gigapedia. Poponk, teman kuliah penulis, pernah menemukan buku referensi skripsinya: Innovation and Entrepreneurship (Peter F.Drucker) di situs tersebut. Mencari buku langka? Mungkin kawan bisa menemukannya di sini. Penulis pernah menemukan karya klasik Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica (Isaac Newton) berupa hasil scan dari cetakan aslinya yang diterbitkan pada abad 16.

Sayang, buku berbahasa Indonesia masih jarang di situs ini. Ketika mengetik kata kunci yang berbahasa Indonesia, daftar yang keluar, paling banyak sekitar puluhan. Kalah jauh dibandingkan kata kunci berbahasa Inggris, bisa sampai ratusan daftarnya. Wah kalau begitu sebagian besar bukunya berbahasa Inggris dong? Yup, betul. Tapi tidak masalah. Itulah gunanya kamus. Malah kita bisa sekalian belajar vocabulary..hehe. Kalau boleh menyarankan, gunakan kamus digital, soalnya lebih praktis. Akan lebih baik lagi ada koneksi internet, jika ada frasa atau kalimat yang sulit diterjemahkan, kita bisa memakai fasilitas Google translate. Awalnya, kita akan sering buka kamus, tetapi seiring berjalannya waktu dengan vocabulary yang sudah meningkat, kita akan lancar seperti membaca bahasa Indonesia biasa.

Sebenarnya ada solusi yang lebih baik lagi. Yaitu, kita ikut serta dalam mengisi rak buku maya di Gigapedia. Dengan kata lain, kita mengunggah buku bermutu yang kita punya ke sana, buku berbahasa Indonesia terutama. Selain itu, kita juga bisa menyumbangkan dana sukarela dengan menggunakan akun PayPal untuk membantu perkembangan situs ini. Sebagai timbal baliknya, akun yang telah menyumbang akan ditingkatkan, sehingga bisa mengakses fitur yang lebih luas. Tetapi cara mudah dan murah untuk membantu situs ini adalah dengan memberitahu dan menyebarkan keberadaan situs ini pada orang lain. Siapa tahu mereka bisa menemukan buku yang telah lama dicari serta mampu mengubah ke arah yang lebih baik. Selamat mencari, mengunduh, berbagi dan membaca :).

Catatan Kaki:

1. http://wartaonline.com/news/minat-baca-masyarakat-indonesia-paling-rendah-di-asean-6910/

2. Saat ini gigapedia.com sudah memindahkan alamat websitenya ke library.nu, jadi meskipun kita mengetik gigapedia.com secara otomatis kita akan dibawa ke library.nu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun