Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Kupu-kupu

30 Juni 2024   06:13 Diperbarui: 30 Juni 2024   06:22 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepasang Kupu- kupu Hitam & Putih/JungleDragon

Surat ini kutulis untuk kita atas restu alam semesta.

Kami adalah sepasang kupu- kupu yang berbeda sekali. Aku adalah kupu- kupu hitam, keras kepala, teguh pendirian, tidak taat aturan itulah sayapku, aku terbang sesuka hati menuju pada langit yang mendung. Dan dia kupu- kupu putih yang lemah lembut, lebih mementingkan orang lain, kasih sayang, tulus,  dia terbang sangat elok dan indah gemulai menuju pada langit- langit yang teduh.

Kami dipertemukan dalam ruang dan waktu, saling bercerita akan kehidupan kita. Ketika engkau sendirian, kau sulit melupakan seluruh penderitaan dan kenanganmu. Aku melihatmu dari kejauhan, ada senyum tulus yang tersembunyi. Jam 18.00 engkau berhasil mengikat hatiku, sambil melihat telaga danau yang luas menghampar, tanganmu menggenggam tanganku. Kita berjalan menikmati alunan senja ini.

Karena senja mengajarkan banyak hal, setiap moment, perasaan selalu terkurung dalam waktu- yang lampau. Engkau kupu- kupu yang putih, yang sejatinya menyimpan kesedihan amat dalam. Dan aku kupu- kupu hitam kesedihanku adalah hal yang biasa, aku bisa menghadapi ini dengan keyakinan. Ketulusanku tersimpan dalam setiap kegembiraan. Kita ditakdirkan terbang bersama- sama, lantas apakah kita tidak ingin meraih langit yang sama?

Ketika engkau duduk disanding ku, seketika mendung langit dalam duka ku menghilang, menjadi langit biru. Engkau kepakan sayapmu yang suci itu, menyentuh sukma dan sanubariku. Tapi ketika sayap putih itu lemas tak berdaya, entah mengapa sayapku membentang melindungi mu atas penderitaan, luka, trauma. Sayapku menuntun mu untuk terbiasa menghadapi keadaan dari dentuman- dentuman (Big Bang).

Aku belajar dari terbang mu yakni perihal syukur. Dan kau belajar terbang dariku yakni perihal sabar. Atau sebaliknya. Sejak engkau ada aku tidak letih untuk menunggumu, melihat pelangi dan taman bunga yang mekar di pagi hari, engkau hinggap di taman bunga tersebut. Dan kau juga melihatku terbang diantara hujan dan badai kau melihat keindahan terbang ku yang curam penuh keberanian dan tantangan.

Kita berterbangan melampaui ruang dan waktu. Senja yang hadir, mengajarkan kepada kita bahwa semuanya tidak abadi. Sayap kita pasti patah, tapi berjanjilah untuk tetap setia menatap langit yang sama. Apakah kita tidak ingin melihat doa- doa kita terkabulkan menjadi istana yang megah untuk tempat kita beristirahat? Kemudian terbang lagi sampai menjadi debu. Menuju ketiadaaan yang abadi.

Apakah kita pernah mengerti bahwasanya kita ditakdirkan untuk belajar bersama. Menghabiskan waktu, merajut pengalaman. Tetapi aku terkadang cemas dan takut melihatmu engkau terlalu optimis untuk terbang di langit yang biru, tidak mengerti bahwasanya biru tidak selalu indah, barangkali ada burung elang yang memburumu dan memangsamu. 

Begitupun aku, langit mendung tidak selalu bahaya, barangkali kita bisa menikmati hujan- hujan dan basah kuyup itu, badai- badai yang berisik menggelar tangis di kedua mataku.

Barangkali kita ada dan akan melewati semua hal yang membuat kita sakit kemudian menjadi kuat. Menjadi sepasang kupu- kupu yang tumbuh bersama, belajar bersama, menangis bersama, merintih bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun