Pengelolaan keuangan merupakan hal penting bagi sebuah Usaha Kecil Menengah (UKM). Untuk menjadi sebuah enterprenuer village, diperlukan sikap sadar berwirausaha bagi masyarakat.Â
Dalam membantu mewujudkan hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) melakukan sosialisasi sadar berwirausaha dan pelatihan pembukuan keuangan sederhana bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) yang digelar di Gedung PKK Desa Wadunggetas, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Senin, 19 Agustus 2019.
Peserta sosialisasi dan pelatihan adalah pelaku usaha yang ada di Desa Wadunggetas. Mereka tidak hanya dibekali materi dan pelatihan, namun juga diberi buku pegangan yang terdiri dari buku kas, buku piutang, buku utang, buku persediaan, dan buku laporan keuangan, sekaligus diajari cara menggunakannya.
Salah satu pemateri, M. Ilham Aris mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah maindset masyarakat untuk berwirausaha di era industry 4.0, serta memberi pengetahuan tentang bagaimana cara memasarkan produk dan mencatat pembukuan yang sederhana agar dapat mengelola keuangan dan mengatur usahanya.
"Tujuannya agar warga desa terkhusus yang memiliki usaha mampu mengubah maindset berwirausaha, mampu menghadapi era industry 4.0, lebih kreatif dalam memasarkan produk, mengerti bahaya hoax, serta memiliki kemampuan  dalam pembukuan keuangan sederhana," ujarnya.
Hasil yang diharapkan dari sosialisasi dan pelatihan ini adalah memberikan pengetahauan maupun keterampilan dalam mendirikan dan mengelola usaha melalui pengenalan manajemen usaha.Â
Sekaligus memberikan pengetahuan pada pelaku usaha tentang pengelolaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan yang berbasis pada kemampuan masyarakat itu sendiri.
Sementara itu, Krisna Dewi, mahasiswi Jurusan Akuntansi UNNES yang membawakan materi menerangkan bahwa salah satu penyebab UKM sulit berkembang adalah tidak memiliki pembukuan keuangan berkaitan dengan arus kas, jumlah harta, utang dan modal serta informasi laba rugi, sehingga menyebabkan kurangnya akses UKM ke lembaga perbankan.
Bagi pelaku usaha, penyelenggaraan pembukuan dianggap ribet dan bertele-tele. Hal ini mengakibatkan mereka tidak memiliki informasi keuangan yang akurat dan keuangan tercampur, sehingga tidak ada pemisahan antara harta usaha dan harta pribadi. Pada kenyataanya, pembukuan keuangan ini adalah hal yang penting.
Kepala Desa Wadunggetas, Gatot Sriyanto menyambut gembira dan sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa KKN, karena pengetahuan dan keterampilan pembukuan serta permodalan sangat dibutuhkan bagi pelaku usaha di Desa Wadunggetas.Â
Melalui program tersebut diharapkan mampu memberi kontribusi yang berkesinambungan, sehingga memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Desa Wdunggetas.