Dalam bulan Desember 2024 lalu, saya mendapatkan empat undangan resepsi pernikahan dari beberapa teman dan rekan kerja. Biasanya resepsi pernikahan dilangsungkan di Gedung atau balai pertemuan yang besarnya disesuaikan dengan jumlah tamu undangan.
Namun, ada hal menarik yang membuat saya ingin mengulasnya dalam tulisan ini. Keempat undangan yang saya terima menunjukkan Lokasi yang berbeda tetapi berada di venue yang sama yaitu hotel. Saya mencoba mencari alasan mengapa orang tertarik untuk menyelenggarakan resepsi pernikahan di hotel.
Bagi masyarakat umum, mengadakan resepsi pernikahan di hotel membutuhkan biaya yang  sangat besar. Tetapi saat ini tren menikah di hotel semakin populer. Di kalangan pasangan yang ingin menggelar pernikahan mengatakan bahwa mereka menginginkan suasana dan tempat dengan nuansa mewah dan praktis.
Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk perubahan preferensi masyarakat pasca-pandemi, kemudahan akses, dan fasilitas yang ditawarkan oleh hotel.
Saya mencoba menangkap fenomena yang terjadi ini, kelebihan dan kekurangan menikah di hotel, usaha yang diperlukan untuk mewujudkannya, serta refleksi diri bagi pasangan yang merencanakan pernikahan.
Fenomena Menikah di Hotel
Pernikahan di hotel menjadi pilihan menarik bagi banyak pasangan. Pasca pandemi covid-19, banyak orang mulai beralih ke konsep pernikahan yang lebih intim namun tetap mewah.
Konsep luxury intimate wedding ini memungkinkan pasangan untuk mengundang tamu dalam jumlah terbatas namun dengan suasana yang elegan dan berkesan.
Beberapa hotel pun mulai menawarkan paket spesial dan menarik termasuk fleksibilitas kapasitas ruangan. Permintaan gelaran wedding yang berskala kecil muncul. Ballroom yang mampu menampung tamu dalam jumlah besar bisa dibuka untuk dua atau satu gelaran.