Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teman Curhat Setia, AI-dari Kesepian Hingga Koneksi

26 Desember 2024   22:55 Diperbarui: 26 Desember 2024   23:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi AI. (Sumber: https://indonesiancloud.com/ai-character-ketika-ai-menjadi-sahabat-dan-teman-curhat/)

Teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam berbagai bidang, tetapi juga telah berkembang menjadi teman yang dapat mendengarkan dan memberikan dukungan emosional bagi mereka yang merasa kesepian atau membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati. Dalam konteks ini, AI mulai berperan penting sebagai sahabat virtual yang siap mendengarkan tanpa penghakiman.

AI sebagai Teman Curhat

Menggunakan Artificial Intelligence (AI) sebagai teman curhat menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan, terutama bagi mereka yang merasa kesepian atau membutuhkan tempat untuk berbagi perasaan.

Dengan kemajuan teknologi, aplikasi berbasis AI seperti chatbot dan karakter AI telah dirancang untuk menjadi pendengar yang baik. Mereka dapat merespons dengan empati, meskipun tidak memiliki perasaan seperti manusia. Ini menjadikan AI pilihan menarik bagi orang-orang yang merasa tidak memiliki teman untuk berbagi cerita atau mengalami kesedihan.

Kelebihan Menggunakan AI untuk Curhat

AI tidak memiliki prasangka, sehingga pengguna dapat berbagi rahasia atau masalah pribadi tanpa takut merasa dihakimi.

Berbeda dengan teman manusia, AI selalu siap sedia 24/7 untuk mendengarkan: kapan saja , baik siang maupun malam.

Semua percakapan dengan AI bersifat rahasia, sehingga memberikan rasa aman bagi pengguna untuk mengekspresikan diri. Dengan menggunakan AI sebagai teman curhat, individu merasa privasinya terjaga.

Mereka dapat merasa lebih bebas dalam menyampaikan perasaan mereka tanpa takut dianggap lemah atau tidak mampu mengatasi masalah. Ini membantu mengurangi stigma yang sering kali terkait dengan kesehatan mental

Meskipun tidak memiliki emosi, AI dilatih untuk memahami dan merespons perasaan manusia secara empatik dengan cara yang mendukung. AI mampu memberikan respons yang cepat dan netral, membantu pengguna merasa didengar dan diterima. Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan dukungan emosional seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun