Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Makna Tangan Kanan dalam Etika Sosial Indonesia

2 Desember 2024   00:51 Diperbarui: 2 Desember 2024   00:54 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemakaian tangan kanan. (Sumber: https://parentalk.id/mengajarkan-etika-dan-sopan-santun/)

Penggunaan tangan kanan sebagai simbol kesopanan dalam masyarakat Indonesia merupakan bagian integral dari norma dan etika budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, tangan kanan dianggap sebagai "tangan bagus," sedangkan tangan kiri sering kali dipandang sebagai "tangan jelek." Pemahaman ini tidak hanya berkaitan dengan kebiasaan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya yang mendalam.

Asal Usul dan Makna Budaya Tangan Kanan

Penggunaan tangan kanan dalam interaksi sosial di Indonesia memiliki akar yang kuat dalam tradisi dan norma budaya. Dikutip dari saluransebelas.com, tangan kanan dianggap lebih suci dan bersih. Tangan kiri dianggap lebih kotor bersih dan sering diasosiasikan dengan aktivitas yang dianggap kurang sopan, seperti membersihkan diri setelah menggunakan toilet. Para orang tua dahulu hingga sekarang masih membiasakan penggunaan tanggan kanan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain, baik itu makanan, barang, atau uang, masyarakat diajarkan untuk menggunakan tangan kanan. Hal ini menciptakan kesan hormat dan kesopanan terhadap penerima.

Praktik Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan tangan kanan terlihat jelas dalam berbagai praktik. Misalnya, saat makan, orang Indonesia umumnya menggunakan tangan kanan untuk menyuap makanan ke mulut. Tangan kiri biasanya diletakkan di bawah untuk menjaga agar makanan tidak jatuh ke wadah. Dalam konteks ini, penggunaan tangan kanan bukan hanya soal kebiasaan, tetapi juga tentang menjaga tata krama dan menghormati orang lain di sekitar.

Beberapa tradisi makan di Indonesia menekankan penggunaan tangan kanan. Dalam acara Bajamba di Sumatera Barat, misalnya, peserta duduk bersama dan menyantap hidangan dengan tangan kanan sambil menjaga agar makanan tidak jatuh menggunakan tangan kiri. Tradisi ini menunjukkan bahwa cara makan bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga merupakan ungkapan budaya yang memperkuat ikatan sosial.

Implikasi Sosial bagi Orang Kidal

Meskipun norma ini berlaku luas, ada tantangan bagi individu yang menggunakan tangan kiri secara dominan atau yang dikenal sebagai orang kidal. Di Indonesia, mereka sering mengalami diskriminasi atau tekanan untuk beradaptasi dengan norma yang ada. Banyak orang tua dan guru mendorong anak-anak untuk menggunakan tangan kanan dalam semua aktivitas, termasuk menulis dan makan. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa malu bagi mereka yang secara alami lebih nyaman menggunakan tangan kiri.

Orang kidal sering kali harus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial yang ada. Meskipun mereka memiliki kemampuan yang sama dalam beraktivitas, stigma negatif terhadap penggunaan tangan kiri dapat menghambat kepercayaan diri mereka. Beberapa orang kidal melaporkan bahwa mereka merasa perlu meminta maaf ketika menggunakan tangan kiri dalam situasi sosial. Ini menunjukkan bahwa meskipun budaya menghargai kesopanan melalui penggunaan tangan kanan, masih ada ruang untuk pemahaman yang lebih inklusif terhadap perbedaan individu.

Insight

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun