Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menuju Puncak Sinematografi Indonesia

12 November 2024   22:25 Diperbarui: 12 November 2024   22:32 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi poster film  Before, Now & Then. (Sumber: https://www.cantika.com/read/1660019/kemenangan-perempuan-film-before-now-then-nana

Film-film Indonesia telah menunjukkan kemampuan untuk bersaing di ajang festival film internasional, dengan sejumlah karya yang berhasil meraih penghargaan dan pengakuan global.

Beberapa penghargaan bergengsi film Indonesia di festival film internasional antara lain: Sri Asih memenangkan penghargaan Next Wave Features di Fantastic Fest 2023 dan film Jiwa Jagad Jawi memperoleh Gold Award di International Tourism Film Festival Africa 2023 untuk kategori tujuan wisata karena menyoroti keindahan budaya Indonesia.

Beberapa film Indonesia lainnya juga telah berhasil mendapatkan pengakuan di kancah global, seperti film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017) dalam Cannes Film Festival, Melbourne International Film Festival, Toronto International Film Festival. Film ini terkenal karena tema pemberdayaan perempuan dan berhasil menarik perhatian internasional, dengan pemutaran di festival-festival bergengsi.

Film Sekala Niskala (2018) dalam Busan International Film Festival, Toronto International Film Festival. Film ini memenangkan Best Youth Feature Film di Asia Pacific Screen Awards.

Film Pengabdi Setan (2017) yang telah tayang di banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Film bergenre horor ini telah mendapatkan sambutan positif secara internasional dan menjadi salah satu film horor terlaris dari Indonesia. Film Budi Pekerti (2023) dalam Toronto International Film Festival mendapat perhatian luas dengan judul internasional "Andragogy" dan berpartisipasi dalam SXSW1. Film Yuni (2021) dalam Toronto International Film Festival meraih Platform Prize Award, karena menegaskan kualitas naratif dan sinematiknya.

Baca juga: Ketika Kesetaraan Menjadi Isu Pertengkaran

Film Three Faces in The Land of Sharia (2023) dalam Cannes World Film Festival menjadi nominator untuk kategori film hak asasi manusia terbaik. Film peraih Piala Citra FFI ini menampilkan potret kelompok minoritas di Aceh di Tengah penerapan hukum syariat Islam.

Film-film lainya seperti Before, Now and Then (2022) dalam Berlinale (Berlin International Film Festival) dan Film Basri & Salma in a Never-Ending Comedy (2023) dalam Cannes Film Festival mengesankan perfilman dunia. Film peraih piala Citra FFI 2022 ini menampilkan suasana Jawa Barat tahun 1960-an.

Film-film ini tidak hanya menunjukkan kemampuan teknis dan kreatif para sineas Indonesia, tetapi juga menggambarkan kekayaan budaya dan isu sosial yang relevan, sehingga mampu menarik perhatian audiens internasional.

Beberapa poin penting yang menjadikan film-film Indonesia berhasil dan berpotensi di kancah internasional adalah kualitas produksi yang meningkat, dengan sinematografi yang menarik dan cerita yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun