Pernahkah Anda bertemu dengan situasi di mana seseorang merasa kurang puas dengan apa yang mereka terima meskipun sudah cukup baik? Ada satu kisah yang menarik perhatian saya dan mungkin juga bermanfaat bagi para pembaca.
Awal Hari Dalam Kisah
Suatu hari, seorang tuan pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah menemukan beberapa pekerja, mereka sepakat untuk menerima upah satu dinar sehari. Namun, sebagai pemilik kebun anggur, tuan tersebut tidak puas dengan jumlah pekerja yang tersedia dan terus mencari orang lain yang butuh pekerjaan.
Sekitar pukul sembilan pagi, tuan tersebut menemukan orang-orang lain yang masih menganggur dan meminta mereka bergabung. Begitu juga pada waktu pukul dua belas siang, pukul tiga petang, dan hingga pukul lima petang, ia terus menambahkan lebih banyak pekerja untuk kebun anggurnya. Mereka pun sepakat untuk menerima upah satu dinar sehari.
Baca juga:Â Plus Minus Wacana Bebas SPP 2025
Akhir Hari dan Pembayaran Dalam Kisah
Saat malam mulai tiba, tuan menyuruh para pekerja berhenti bekerja dan memanggil mereka semua untuk menerima pembayaran. Dia berpesan kepada mandornya untuk membayar masing-masing pekerja satu dinar sesuai kesepakatan awal, mulai dari mereka yang datang terakhir hingga mereka yang datang terdahulu.
Para pekerja yang datang lebih awal pukul sembilan pagi sangat marah. Mereka mengira akan mendapatkan uang lebih banyak daripada orang-orang yang baru bergabung.
"Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam," kata salah satu pekerja tua,
"dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang seharian telah bekerja berat dan menanggung panas terik matahari."
Namun, tuan itu menjawab dengan sabar, "Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat dengan upah satu dinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu."