Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Kepribadian NPD, Bagaimana Menghadapinya?

19 Oktober 2024   23:09 Diperbarui: 20 Oktober 2024   23:56 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi NPD. Sumber gambar: dessyachieriny.com

Penyebab pasti NPD tidak diketahui. Namun, para ahli meyakini bahwa faktor genetic, pengalaman masa kecil, dan faktor psikologis berperan pada munculnya gangguan kepribadian ini. Gangguan kepribadian NPD dapat memengaruhi hubungan (keluarga, pekerjaan, dan pertemanan) dalam kehidupan sehari-hari, serta berdampak negatif pada diri sendiri dan orang lain.

Gangguan kepribadian narsistik ini sangat sulit disembuhkan. Beberapa ahli menyarankan para pengidap untuk melakukan psikoterapi. Namun, biasanya hal ini sulit dilakukan karena pengidap biasanya tidak merasa memiliki kelainan. Langkah pertama adalah bagi pengidap NPD adalah menumbuhkan kesadaran bahwa perilaku mereka telah memengaruhi kehidupan dan relasi sosial mereka.

Fokus perhatian biasanya tertuju kepada si korban. Ketika menemukan atau berinteraksi dengan pengidap NPD, hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah berusaha bersikap tenang. Kemudian, perlu menetapkan batasan-batasan dalam berkomunikasi dengannya. Semakin membuka komunikasi intens dengan pengidap NPD, maka peluang untuk merendahkan (abusing) orang lain sangat terbuka. Ia akan menanggapi sebaik-baiknya respon yang diberikan oleh orang yang direndahkan.

Dalam lingkungan pekerjaan, berusahalah untuk lebih fokus pada diri sendiri karena berhadapan dengan pengidap NPD sangat menguras energi. Orang yang berada di lingkungan pengidap NPD diharapkan tidak sampai terpengaruh apalagi terprovokasi dengan orang lain yang sudah mendapat pengaruh dari pengidap NPD tersebut.  Rasanya perlu menjaga suasana emosional agar tidak mudah terprovokasi yang dilancarkannya.

Fokuslah pada fakta yang ada bukan "katanya" yang terus dihembuskan. Setiap perkataan yang diucapkannya tidak perlu dibantah karena akan membuat masalah semakin berkepanjangan..***

Baca juga: Citayam oh Citayam, Lalu Lintas yang Memprihatinkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun