Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Persimpangan Jalan

27 Juli 2024   10:05 Diperbarui: 27 Juli 2024   10:11 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi: sumber : dokumentasi penulis.

Bila tak mampu berkata,
dalam diam seribu bahasa,
tanpa langkah berpindah,
hela nafas panjang, hanya gelisah.

Pandangan lurus nan kosong,
mendesah tanpa harap berarti,
tanpa tanya jawab hati terguncang ,
bimbang arah, hilang dalam ragu tak pasti.

Mentari tak lagi ceria,
awan gelap menutupi jiwa,
cemas menghela nafasnya,
menggumpal di dada, menyekat gembira.

Tiada jawaban di balik bisik sang bayu
hanya fatamorgana yang menipu mata,
dalam dilema tak bertepi pun terpaku,
Menanti keajaiban yang tak kunjung tiba.

Aku berdiri, di antara harapan dan kenyataan,
mencari kepastian dalam ketidakpastian,
berharap sang waktu membawa jawaban,
menyingkap tabir kebimbangan tak bertepian.

Medio, 27 Juli 2024
Di Antara Dua Pilihan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun