Sebuah bunyi dari bilah bambu terdengar merdu. Bunyi dengan irama yang khas itu menggema di ruangan yang cukup luas itu. Sejumlah tabung  bambu yang dibunyikan dengan teratur itu melantunkan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh sekelompok siswa Sekolah Dasar Bellarminus, Menteng, Jakarta.
Tabung-tabung bambu yang digunakan sebagai alat musik itu biasa disebut angklung. Ya, siswa sekolah dasar tersebut sedang bermain angklung dengan indahnya. Tangan-tangan kecil para siswa itu dengan lincah bergerak memainkan irama sesuai kunci (chord). Para siswa itu begitu serius memainkan alat musik bambu.
Alat Musik Angklung
Angklung merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat. Popularitas alat musik angklung bukan hanya di dalam negeri saja, tetapi juga sudah sampai ke luar negeri.
Angklung terbuat dari dua buah tabung bambu yang dibentuk sedemikian rupa dan digantung pada sebuah bingkai bambu juga. Tabung dan bingkai dirangkai sedemikian rupa dan diikat dengan bilah bambu yang halus.
Panjang kedua tabung bambu dibuat berbeda agar menghasilkan bunyi tertentu sesuai dengan tangga nada. Volume  suara angklung tergantung besar diameter bambu. Semakin besar diameter bambu, maka suara yang dihasilkan akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin kecil volume tabung bambu, amka suara yang dihasilkan akan semakin tinggi.
Cara memainkan angklung terbilang mudah, cukup disentak cepat atau digoyang berulang seperti getaran hingga bersuara. Angklung biasanya dimainkan secara berkelompok. Setiap pemain memegang sebuah angklung dengan nada (chord) tertentu. Angklung dimainkan secara perorangan sehingga setiap orang bertanggung jawab untuk membunyikan satu nada dalam melodi secara teratur.
Penggunaan Alat Musik Angklung
Dahulu, angklung biasa digunakan dalam upacara pemujaan kepada Dewi Padi atau Dewi Sri. Selain itu, angklung juga digunakan dalam upacara-upacara keagamaan.