Ah, plastik lagi... plastik lagi. Beberapa waktu lalu, saya menghadiri suatu pertemuan yang dihadiri oleh banyak orang. Di samping saya, berlangsung diskusi kecil yang dilakukan beberapa orang tentang  air minum kemasan.Â
Diskusi mereka dilatarbelakangi himbauan penyelenggara acara sebelumnya yang meminta peserta untuk membawa botol minum masing-masing. Himbauan itu didasari pertimbangan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, sekalgus sebagai dukungan terhadap upaya mengurangi sampah plastik.
Salah satu dari orang yang terlibat diskusi kecil tersebut menyampaikan pendapatnya, bahwa baik sekali jika dalam setiap pertemuan mendatang, setiap orang bisa datang dengan membawa botol minum sendiri. Beberapa orang rekannya tampak menertawakannya.Â
Mereka menganggap bahwa membawa tempat minum sendiri itu merupakan tindakan yang merepotkan dan tidak praktis. Lebih lanjut, menurut mereka akan lebih mudah dan praktis jika membeli air minum dalam kemasan saja. Ya, masih banyak orang yang belum mempunyai kesadaran dan pandangan yang sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan. Mereka masih melihat dari sisi kepentingan secara individu.
Membahas sampah plastik seolah tiada hentinya. Bagaimana tidak. Persoalan sampah sesungguhnya bukan persoalan yang baru. Persoalan ini terus bergulir dan menjadi perbincangan yang tiada habisnya. Seolah-olah, masalah sampah plastik menjadi persoalan yang biasa-biasa saja. Padahal, banyak pakar sudah memberikan pengetahuan tentang dampak yang ditimbulkan oleh sampah plastik.
Plastik dan Lingkungan
Saat ini, salah satu persoalan yang dihadapi dunia adalah masalah pengelolaan sampah platik. Sampah dari bahan plastik, setiap hari terus meningkat. Mengutip data dari databoks.katadata.co.id, volume sampah plastik terus bertambah dalam sepuluh tahun terakhir.Â
Pada tahun 2024 saja telah mencapai 9 juta ton bahkan diperkirakan pada tahun 2025 akan meningkat. Lebih lanjut, jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem laut diprediksi akan meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040. Sungguh memprihatinkan. Â
Sampah plastik yang mendominasi sebagai dampak kebutuhan manusia sehari-hari terdiri dari: kantong plastik, botol minuman kemasan, tempat makanan plastik sekali pakai termasuk alat makan seperti sendok plastik, serta kemasan plastik. Selain itu masih ada peralatan rumah tangga tidak terpakai yang terbuat dari plastik seperti ember, sendok, piring, baskom dan lain-lain.Â
Produksi barang-barang dari plastik tampaknya tiada henti. Jika hal ini terus berlangsung, potensi penumpukan sampah plastik akan semakin sulit dikendalikan. Ini baru berbicara tentang sampah plastik, belum lagi sampah-sampah lain yang terus menjadi persoalan yang tiada henti. Sampah plastik memberi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah, serta ancaman bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.Â