Gubraakk ...... Sebuah suara benturan terdengar cukup keras. Ketika mencari asal suara yang datang dari arah depan, ternyata ada sebuah sepeda motor menabrak sebuah sepeda motor lain yang sedang berhenti. Kedua sepeda motor tampak mengalami kerusakan meskipun tidak terlalu berat.
Tidak menunggu waktu lama, kerumunan orang pun terjadi. Setelah ditelusuri, ternyata pengemudi yang menabrak sebelumnya berusaha menghindari sepeda motor lain yang keluar dari sebuah gang. Pengemudi itu merasa kaget karena sepeda motor yang keluar dari gang itu langsung menerobos dan memasuki jalan raya tanpa berhenti terlebih dahulu. Akibatnya, pengemudi itu tidak mampu menguasai kendaraannya dan terpaksa menabrak sepeda motor yang sedang berhenti di sisi jalan.
Perilaku Buruk Berkendara
Peristiwa seperti kisah di atas acap terjadi. Tak jarang, kejadian seperti itu menimbulkan korban jiwa dan kerusakan pada kendaraan. Di jalan, orang yang mengemudikan kendaraan sering kali berkendara sesuka hati. Mereka tidak peduli pada keselamatan diri dan orang lain.
Selain contoh persitiwa di atas, ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab terjadinya kecelakan. Kebiasaan melawan arus kendaraan di jalan raya, menerobos lampu merah, berhenti di sembarang tempat, memasuki arus lalu lintas jalan raya tanpa persiapan, menyeberang tidak pada tempatnya, memutar arah sembarangan, dan lain-lain.
Akibat dari kurangnya kesadaran berlalu lintas dapat membawa kerugian bagi banyak pihak. Selain kerugian materi, orang dapat mengalami kerugian non materi seperti waktu, biaya, harta benda, masa depan, bahkan nyawa. Kendaraan yang rusak akan memerlukan biaya perbaikan yang mungkin tidak sedikit. Luka-luka, cacat fisik, dan kehilangan nyawa tidak hanya merugikan secara materi, tapi juga berpeluang kehilangan kesempatan baik di masa depan.
Kesadaran berlalu lintas tampaknya masih menjadi pekerjaan serius yang harus diselesaikan. Masih banyak ditemukan kurangnya kesadaran anggota masyarakat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Ketika berada di jalan raya dan berbaur dengan masyarakat dan lingkungan, setiap pengendara bukan hanya memperhatikan keselamatan diri sendiri, tapi juga wajib memperhatikan keselamatan orang lain.
Refleksi
Tentu, sudah menjadi hal yang penting dan menjadi kewajiban bersama bahwa keselamatan bukan hanya diusahakan oleh masing-masing pribadi, tapi juga orang lain. Upaya ini merupakan bentuk penghargaan terhadap kehidupan yang diterima dari Sang Pencipta.
Menghargai hidup sendiri dan hidup orang lain merupakan tanggung jawab pribadi sebagai ciptaan. Tidak menghargai kehidupan dapat diartikan tidak menghormati Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan.