Darahnya mengalir, air mata bagai tercurah,
mencari banding dengan maknanya.
Terkadang, luka itu tak terlihat,
tersembunyi di balik senyum paksa.
Dalam diam, ia menyatakan cinta,
menyemai harap tanpa nada.
Sebuah kisah tentang redup dan luka,
Tentang hening tanpa suara nafas.
Betapa indah dan mulia,
memberi tanpa menerima.***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!