Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita di Musim Hujan

2 Maret 2024   22:19 Diperbarui: 2 Maret 2024   22:44 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di musim hujan, alam sering kali berubah menjadi pemandangan yang indah dan menyegarkan. Izinkan saya menceritakan tentang sebuah desa kecil yang terletak di lereng gunung yang hijau. Desa ini dikelilingi oleh hutan-hutan yang lebat dan sungai-sungai yang mengalir deras.
Setiap tahun, ketika musim hujan tiba, desa ini menjadi hidup dengan warna-warni yang baru. Tanah yang kering dan retak menjadi subur kembali, dan pepohonan yang gersang kembali hidup dengan segar.

Warga desa sibuk menyiapkan diri untuk musim hujan yang akan datang, memperbaiki atap rumah mereka dan membersihkan saluran air untuk menghindari genangan air.

Saat hujan pertama jatuh, aroma tanah basah dan suara gemericik air sungai mengisi udara. Anak-anak desa berlarian di sekitar, menangkap tetes-tetes hujan dengan sukacita. Petani-petani mulai menanam tanaman mereka, menyuburkan tanah dengan air hujan yang segar.

Namun, musim hujan tidak selalu membawa kebahagiaan. Kadang-kadang, hujan turun begitu deras sehingga sungai-sungai meluap, menyebabkan banjir dan merusak tanaman. Warga desa bekerja keras untuk melindungi rumah-rumah mereka dan memperbaiki kerusakan yang terjadi.

Meskipun tantangan yang terjadi, musim hujan juga membawa rasa kebersamaan di antara penduduk desa. Mereka saling membantu satu sama lain, berbagi makanan dan perlindungan dari cuaca buruk. Saat malam tiba, suara hujan diatasi oleh riuhnya percakapan dan tawa di sekitar api unggun.

Seiring berjalannya musim hujan, alam berubah dari warna hijau terang menjadi warna-warna yang semakin subur dan beragam. Sungai-sungai mengalir dengan penuh, dan hutan-hutan menjadi tempat tinggal bagi beragam flora dan fauna.

Di tengah-tengah keindahan alam ini, warga desa belajar untuk menghargai siklus alam yang terus berputar, dan mereka bersyukur atas keajaiban yang musim hujan bawa setiap tahunnya.***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun