Mengatur pola hidup sederhana dalam keuangan adalah kunci untuk mencapai stabilitas finansial jangka panjang. Kalimat seperti ini jamak terdengar dalam berbagai diskusi dan topik pertemuan ekonomi.Â
Dalam kondisi saya saat ini, mungkin saja orang beranggapan saya berhasil dalam menerapkan pola hidup frugal living. Orang di sekitar menilai bahwa hidup saya terbilang sederhana. Padahal dibalik penilaian orang, rasanya lilitan "ikat pinggang" ini terlalu kencang.Â
Saya sejujurnya masih kesulitan untuk mewujudkan kualitas hidup yang ideal secara ekonomi. Melalui tulisan ini, saya sangat berharap agar Ibu Novrita Savitri bisa membantu saya mencerahkan dan memberi tips-tips yang perlu berdasarkan pengalaman yang saya bagikan ini.
Penghasilan saya standar saja. Secara nominal tidak mencapai angka yang mewajibkan saya untuk melaporkan pajak penghasilan pribadi. Keinginan yang besar untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas tentu harapan banyak orang tua. Selain itu, harapan untuk mencapai kualitas hidup yang ideal juga dambaan setiap keluarga.Â
Baca juga:Â Diantara Pohon Cemara
Perasaan itu juga yang terjadi pada saya. Bersyukur, saya tidak mengeluarkan uang puluhan juta untuk biaya pendidikan karena saya mendapatkan harga yang terbilang kecil untuk menyekolahkan tiga anak saya di kampus dan sekolah.
Nasihat ekonomi untuk membuat anggaran belanja dan pengeluaran telah saya lakukan. Begitu pula nasihat untuk menyisihkan sebagian penghasilan secara tetap sebagai tabungan. Dan berkali-kali pula saya gagal mempertahankan tabungan yang sudah terkumpul itu karena pada akhirnya terpakai lagi.Â
Batasan untuk pengeluaran rutin seperti makanan dan transportasi sudah dibuat sehemat mungkin bahkan tagihan listrik sudah diupayakan dengan hemat. Hiburan sudah lama tidak kami jalani. Hiburan terindah saat ini bagi kami sekeluarga hanyalah menonton televisi dan mengobrol.
Baca juga:Â Nyanyian Penutup Malam
Prioritas pada tabungan tidak mampu mencapai nominal yang besar. Penghasilan yang terbatas itu harus diselaraskan dengan kenaikan harga listrik, kenaikan harga bahan makanan pokok seperti beras, sayur dan lauk. Sekarang, membeli tempe dan tahu saja sudah mahal, apalagi membeli daging dan telur.
Bersyukur, saya tidak mempunyai hutang. Pembelian barang-barang konsumtif nyaris tidak ada dalam beberapa tahun ini.Untuk investasi, saya belum memikirkan sumbernya darimana.
Penghemat listrik dan air sudah dilakukan untuk menghemat biaya tagihan listrik. Lampu hanya menyala pada ruang-ruang tertentu yang digunakan.