Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbuatan Baik, Akankah Ditanggapi Baik?

20 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 20 Januari 2024   12:31 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: ilustrasi, sumber: https://www.hipwee.com/motivasi/ 

Para pembaca mungkin pernah mengalami situasi ketika orang memberi respon yang negatif  atas perbuatan baik yang Anda lakukan. Perbuatan tulus yang dilakukan ditanggapi dengan sinis seolah-olah perbuatan baik yang dilakukan itu hanya penampilan saja.

Banyak pengalaman menunjukkan tentang suatu perbuatan baik yang dibalas dengan tidak baik. Orang menganggap perbuatan baik yang diterimanya dari orang lain hanyalah pencitraan. 

Orang-orang seperti ini sering menganggap dirinya lebih baik dan lebih tahu tentang orang lain. Ia cenderung merespon secara negatif apa yang diterimanya dari orang lain.

Pada umumnya, seseorang melakukan perbuatan baik agar situasi atau relasi menjadi baik. Perbuatan baik itu dilakukan semata-mata untuk menunjukkan niat  baik pribadinya kepada orang lain. 

Selain itu, perbuatan baik dilakukan sebagai perwujudan kewajiban diri sebagai manusia terhadap sesamanya.

     Baca juga: Joker, Dibalik Dua Wajah.

Berkata-kata dengan baik, berperilaku baik, membantu orang lain, dan bertingkah laku yang baik bagi sebagian orang sering merupakan sebuah perjuangan. 

Mereka sedang berusaha mengarahkan diri kepada hal-hal yang baik agar menjadi sebuah habitus.

Sayangnya, bagi sebagian orang, niat dan tindakan baik tidak selalu dapat diterima dengan baik pula. Orang selalu curiga akan niat baik orang lain. 

Lebih buruk lagi, orang menyamaratakan penilaiannya terhadap semua orang. Alhasil, ia akan menganggap semua orang itu tidak tulus dalam bersikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun