Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memberi Dalam Kekurangan

31 Desember 2023   14:28 Diperbarui: 31 Desember 2023   14:36 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar:bincangsyariah.com

Si kaya tampak bangga melihat orang memuji dan menyanjungnya karena derma yang diberikannya sangat besar. Ia menganggap bahwa pemberiannya sangat besar sehingga ia pantas mendapatkan kehormatan itu dari orang-orang yang melihatnya.

Si janda miskin hanya terdiam menyaksikan kejadian itu. Ia merasa bahwa dirinya tidak sebanding dengan si kaya tersebut. Ia hanya memiliki dua keping uang. Nilai dua keping itu sesungguhnya sangat berharga bagiya. Ia dapat membeli makanan untuknya dan anaknya dengan dua keping uang tersebut.

Insight

Tidak sedikit orang merasa bangga karena mampu memberi banyak bagi orang lain. Pemberian yang besar dianggap dapat mendongkrak pamor dan popularitas seseorang. Apalagi pemberian itu disaksikan oleh banyak orang sehingga menjadi pemberitaan besar dan perbincangan masyarakat.

Sebuah tindakan pemberian dalam konsep berbagi memang dianjurkan bagi setiap orang. Dalam ajaran agama pun diajarkan mengenai kebaikan-kebaikan berbagi tersebut sebagai sebuah keharusan.

Sayang, manusia seringkali terjebak dalam persepsi yang kurang tepat dan memaksakan pemikirannya sendiri atas tindakan berbagi itu.

Berbagi secara umum dapat diartikan sebagai tindakan memberikan sebagian miliknya untuk kepentingan orang lain. Jauh dalam sebuah permenungan, tindakan berbagi tidak terbatas pada sikap memberi sebagian miliknya. Namun, lebih mendalam, berbagi adalah memberi diri bagi orang lain.

Makna "memberi" juga tidak terbatas pada objeknya berupa benda atau materi. Kata "memberi" juga meliputi pemberian suatu objek yang abstrak dalam aneka bentuk misalnya perhatian, penghiburan, pengajaran, pendampingan dan sebagainya. Sebuah pemberian dapat saja dinilai besar dan kecilnya. Namun, besar-kecil tidak terbatas hanya pada makna takaran nyata secara angka, melainkan takaran kuantitas  yang sifatnya abstrak namun terukur.

Bagi sebagian orang, jumlah yang banyak seringkali menjadi tolok ukur kebaikan sebuah pemberian. Mereka yang mampu memberi dalam jumlah banyak akan memperoleh penghargaan yang tinggi. Memang, tidak semuanya dianggap memiliki "nilai minus".

Dalam konteks kisah janda miskin tadi, dapat direfleksikan sebuah makna pemberian dari kedua tokoh cerita itu. Si kaya memberi sejumlah uang miliknya dari kelebihannya. Artinya, pemberiannya itu hanyalah sebagian kecil dari seluruh kepemilikannya. Ia tidak akan jatuh miskin dan menderita karena memberikan derma. Di pihak lain, si janda miskin memberi keseluruhan harta miliknya dari kekurangannya. Artinya, pemberiannya itu merupakan keseluruhan miliknya baik materi yaitu uang miliknya dan non materi yaitu cinta dan kerendahan hatinya.

Kerendahan hati pribadi janda miskin yang ditunjukkannya dalam pemberian derma 2 keping koin itu menjadi simbol pemberian diri seseorang bagi kehidupan orang lain. Sebuah ungkapan belarasa yang seutuhnya bagi sesamanya. Berapa banyak orang yang memiliki hati dan cinta seperti si janda miskin itu?(ks)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun