Bahkan di AS yang memiliki undang-undang qui tam-whistleblower yaitu False Claims Act, yang memberikan resolusi whistleblower sebesar 15% sampai 30% dari recovery negara, menjadi whistleblower tetap membutuhkan nyali luar biasa.
Menjadi whistleblower jelas akan menghadapi tantangan berat, serasa seluruh dunia melawan mereka. Semua yang dipercaya tampak berubah, seolah telah melakukan kesalaan besar. Pekerjaan dan karir yang dipertaruhkan seperti tak ada harapan untuk dimenangkan. Sekarang ini sulit memutuskan apa yang harus dilakukan, karena posisi saat ini memang sangat sulit. Ketika dipecat, siapa saja yang seperti menghindar dan berpaling... (whistleblower)
Pada 6 Juli 2015, AstraZeneca dan Cephalon, Inc. setuju membayar 37,1 juta dolar AS untuk menyelesaikan hutang terkait program rabat obat untuk jaminan kesehatan masyarakat miskin (justice.gov, 2015). Keberhasilan ini atas bantuan whistleblower bernama Ronald J. Streck, apoteker sekaligus pengacara dan pimpinan HDMA (Healthcare Distribution Management Association) yang mengajukan gugatan gui tam pada 2008.
Pada 2013 Johnson & Johnson (J&J) dan subsidernya didenda pidana dan perdata lebih dari 2,2 miliar dolar AS karena promosi off-label beberapa obat dan menyuap para dokter dan apotik Omnicare. (justice.gov, 2013). Para whistleblower yang mengajukan kasus “qui tam” kepada J&J dan subsidiernya adalah berikut. (1) Victoria Starr, medrep, yang pertama mengajukan gugatan qui tam – whistleblower, April 2004. (2) Lynn Powell, medrep North Carolina, November 2004. (3) Judy Doetterl, medrep, bersama atasannya (4) Camille McGowan, Desember 2004. Kisah Doetterl penuh intrik, termasuk ketika harus merekam presentasi pada pertemuan sales nasional untuk bukti. (5) Kurtis J. Barry, direktur bisnis regional yang membawahi 60 medrep dan 6 sales manager (whistleblower, 2013).
Berikutnya (6) Joseph Strom, area manager di Scios Inc. subsidier J&J (businesswire, 2013). (7) Bernard Lisitza, 74 tahun, mantan apoteker di apotik Omnicare (chicagotribune, 2013). (8) Allen Jones, bekerja di Departemen Kesehatan, melakukan investigasi penyuapan dari J&J ke salah satu pejabat pimpinan Depkes. Jones memenangi penghargaan whistleblower of the year 2012, menurut TAFEF (Taxpayers Against Fraud Education Fund) (taf.org, 2012).
Tampaknya sebagian besar whistleblower pada kasus ini termotivasi kekuatiran potensi penggunaan obat yang menyimpang akan mencederai pasien.
Kutipan berikut dari seorang whistleblower, mantan medrep, semoga memberi semangat dan membagi harapan.
"Di Angkatan Bersenjata, saya dituntut melindungi penduduk dengan segenap upaya,” kata whistleblower John Kopchinski, lulusan West Point dan veteran Perang Teluk. "Di Perusahan Farmasi saya dituntut meningkatkan keuntungan dengan segala upaya, bahkan bila penjualan tersebut dapat membahayakan kehidupan. Saya tak mampu melakukan itu." (bloomberg)
Salam hormat jabat erat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H