KUPU-KUPU
”Kamu pernah dengerin lagu Melly Guslow?”
”Apa?”
”Butterfly.”
”Yang di-feat dengan Andhika itu?”
”Ya, syairnya memuja kekasih, suasananya mengubek-ubek telaga rasa. Rindu diaduk-aduk sampai masyuk.”
”Maksud kamu, apaan, to?”
”Entah, Anto Hoed atau Melly yang menyairkannya. Diksinya pas dan indah. Melly berduet dengan lincah dan merdu.”
”Lho, sejak dulu Melly memang begitu. Inovatif, atraktif, dan imajinatif.”
”Sok tahu, ah!”
”Lho, kamu itu sukanya cuma apriorisaja!?”
”Yo, wis, ngono wae, ngambek....”
Keduanya berdiaman.
Si perempuan mengisi dadanya dengan udara, mengangkat bahunya tanda bingung menghadapinya. Tangannya menjemba kepala lelakinya.
”Sayang?”
”Sssttt, aku sedang membayangkan masa kecilku. Berlari-lari dengan plastik transparan yang berisi beberapa kupu-kupu. Bersorak ketika berhasil menangkap, lalu memasukkan ke dalam plastik. Wajah-wajah temanku yang iri melihat prestasi tangkapanku.”
”Di mana?”
”Di dalam masa yang takkan pernah bisa kita kunjungi. Meskipun kita berupaya membangun seribu mimpi tiap hari.”
”Kupu-kupu?”
”Ya, di dalam plastik transparanyang menggelembung.”
”Plastik?”
”Ya, yang menjebak kupu-kupu dengan indah.”
”Terjebak?”
”Ya, terjebak tidak selalu berarti kalah.”
Mereka masih terus bercengkerama.
Lalu saling bertatapan. Keduanya baru sadar sedang trjebak dalam plastik seperti masa kecilnya. Waktu yang tersipu, pelan-pelan mengitari dengan kesemuan tanpa memberi aba-aba. Hari-hari yang mereka lalui ternyata sebagian terselip di antara lipat baju yang kusut akibat pergumulan.
”Kita ternyata kupu-kupu di dalam plastik.”
”Yeee, kenapa baru sadarsekarang!”
”Kau, sih, terus saja menerbangkan aku.”
”Yahhh, namanya juga manusia. Aku tak mau menipu. Menjadi kupu-kupu telah mengokohkan hidupku. Menjadi kupu-kupu memupus rasa ragu. Menjadi kupu-kupu tidak pernah jemu, karena bisa terus bersamamu.”
Atap rumah itu tiba-tiba terbuka. Keduanya menengadah ke langit. Angkasa sedang mengorak warna putih yang bergumpal-gumpal mengisi kelengkungan.
Di sisi-sisi punggung mereka bertumbuhan sayap-sayap. Sayap-sayap yang mengembang dengan ringan. Mereka membumbung ke langit berkerudung plastik.
(Seandainya saja Anda bersama mereka, Anda pasti akan tertawa hingga lupa bahwa kupu-kupu telah bertelur lagidi plastik lainnya.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H