Seiring dengan berjalannya waktu, dunia modernisme ternyata hanyalah sebuah dunia ilusi yang yang membuat manusia terjebak di dalamnya. Menjadi sebuah problem universal bagi kita, kaum muda yang sedang berproses menemukan jati dirinya menjadi pelaku dan korban dalam dunia modernisme ini.
Kaum muda dihadapkan pada begitu banyak pilihan akan tawaran yang disodorkan zaman. Tak ayal, ternyata kaum muda sering salah jalan. Kaum muda tak jarang menjadi kaum yang paling dicemaskan, yang dalam bahasa Rheynard Meo: "vital tetapi juga fatal." Kaum muda sering melahirkan simbol-simbol atau term-term baru dalam komunitas (ibid). Salah satu yang menjadi problematika saat ini yakni munculnya bahasa alay.Â
Alay adalah sebuah istilah yang merujuk pada fenomena perilaku remaja yang ada di Indonesia. "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan" atau "anak lebay." Istilah ini merupakan stereotip yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup.
Fenomena bahasa alay ini biasanya dipakai oleh para ABG (Anak Baru Gaul), khususnya para pelajar tingkat SMP-SMA. Bahasa alay pun seakan mengalami metamorfosa dan "penyempurnaan". Belum lama ini, mulai muncul lagi kata-kata 'aneh', semisal epen kah (emang penting kah), egp (emang gue pikirin), tenyok (memuji orang) dan masih banyak lagi.
Berikut contoh bahasa alay: ketika ada teman yang memanggil, seorang teman lain menjawab: "epen kah deng loe?" emang gue pikirin. Atau: "dbp ni?"(Ada buat apa sekarang?) Yang lain menjawab: "bbm ni"(Baring-baring manja). Â
Bahasa alay merupakan fenomena yang terjadi pada kaum remaja atau saat masa pubertas. Hilangnya kata-kata gaul ini ketika individu atau kelompok mulai beranjak dewasa. Perhatian mereka akan dialihkan kepada profesi yang digeluti atau hidup berumah tangga.
Alay Layak Jadi Bahasa?Â
Dalam konteks relasi sehari-hari, alay bisa dijadikan bahasa sebagai bahasa pergaulan. Bahasa 'pasar'. Bahasa SMS (Short Message Service). Bahasa yang tidak resmi. Keunggulannya yakni dengan bahasa alay, seseorang mudah menginformasikan sesuatu kepada teman atau orang yang sederajat. Atau juga bahasa alay memungkinkan seseorang membuat kata sandi sebuah sistem teknologi, software, agar tidak mudah di-hack atau dibobol.
Kedua, bahasa Indonesia adalah bahasa baku yang tidak mengenal singkatan (kecuali nama perusahaan, nama daerah, organisasi dan yang sejenisnya). Sedangkan bahasa alay memiliki singkatan-singkatan khusus.