Mohon tunggu...
patricius krisdianto
patricius krisdianto Mohon Tunggu... -

aku laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ANAK-ANAK "AT RISK"

31 Januari 2010   03:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:10 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tidak bisa dimungkiri, bahwa kondisi siswa di sekolah itu unik. Merka memiliki karakter yang beragam. Ini adalah salah satu kesukaanku menjadi pendidik. Semester dua seperti sekarang menjadi saat-saat yang menegangkan bagi saya, bagaimana mengawasi prestasi belajar mereka dan mengomunikasikan pada orang tua mereka. Perhatian saya terpusat pada anak anak At risk, begitu biasanya saya menyebut mereka. Perhatian dan  komunikasi yang baik dengan orang tua bisa membantu mereka melewati grade dengan baik. Biasanya saya akan mengajak mereka "bicara" dan membiarkan mereka bercerita. Kisah murid saya dengan inisial "M" yang datang dari negeri Jiran menginspirasi saya untuk menulis ini. Dia sudah di cap anak yang "kurang", dijauhi karena tidak bisa bergaul. mungkin karena minder. Tapi saya sekarang sedang berjuang mengangkatnya, melakukan pendekatan dengan sering mengajak ia bicara, tidak buruk, dia bisa cukup menyenangkan di ajak bicara, bahkan dia mulai semangat mengejar pelajaran. Sebagai pendidik saya merasakan bahagia, bisa melakukan hal kecil seperti ini, saya sungguh ingin dia menjadi orang yang bahagia dan bisa membanggakan orangtuanya. Suatu saat saya mengajak dia berdoa bersama di ruangan saya, dan saya melihat matany berkaca. Dan saya melihat Tuhan bekerja saat ini. Teman-teman guru sekalian, jangan memberikan lable atau cao pada anak, kita harus bisa bantu anak-anak "at risk" memiliki semangat lagi, karena ia melihat seseorang yang peduli padanya, dan membuatnya sadar bahwa Tuhan mencintainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun