Mohon tunggu...
Kris da Somerpes
Kris da Somerpes Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

pendiri dan pengampu media sastra online: www.floressastra.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Bilang Bu Bambang Mau Jadi Presiden?

22 Januari 2011   05:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:18 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apapun orang mengatakan saya akan jadi presiden adalah salah besar. Karena kebanggaan buat saya jika berhasil mengantarkan SBY menyelesaikan tugasnya sampai 2014. Setelah itu pangkat saya hanya satu yakni tetap isteri SBY, Bu Bambang.” Demikianpernyataan Kristiani Herawati atau yang biasa dikenal sebagai Ibu Ani Yudoyono, dalam biografinya ‘Kepak Sayap Putri Prajurit’

Dalam biografi setebal setebal 305 halaman tersebut, sang penulis biografi Alberthiene Endah mengatakan bahwa Bu Ani Yudoyono bahkan disarankan oleh SBY sendiri untuk jangan berbisnis dan berpolitik.

“Kalau minta pertimbangan dalam bidang politik tidak ada. Ani meralat anggapan orang bahwa dia mempengaruhi. Dulu pernah Ani membantu SBY membuat paper saat mendapat tugas. Ani membantu mengetikan. Sampai sekarang sebelum SBY maju berpidato, dengan spontan Ani akan mencatat poin yang penting. Misalkan saat kunjungan, ada gubernur yang pidato. Ani akan mencatat dan diberikan kepada SBY. Ini bahan untuk SBY memberikan kilas balik dan tanggapan. Buat dia itu bantuan yang wajar. Sejak SBY berpangkat letnan, Ani banyak memberikan bantuan. Termasuk saat SBY membuat Partai Demokrat. Ani membantu mencarikan warna biru untuk lambangnya, menyusun manifesto politik. Tapi saat SBY menjadi Presiden, SBY membedakan mana urusan politik antara SBY dan menteri, Ani tidak boleh tahu dan mana yang Ani boleh tahu. SBY memberi saran bidang apa saja yang pantas diurusi Ibu Negara. Intinya ada dua hal jangan berbisnis dan berpolitik” Demikian dikisahkan Endah dalam wawancaranya dengan Tempo pada selasa 03 Agustus tahun lalu.

Namun, di awal tahun ini berita seputar pencalonan Bu Bambang jadi presiden untuk Pilpres 2014 kian kencang. Banyak tanggapan pun bermunculan. Salah satu politisi partai Demokrat, Ruhut Sitompul yang juga jubir partainya pak SBY itu dengan lantang mengatakan bahwa jika dicalonkan jadi presiden di 2014, Ibu Ani Yudoyono akan lebih kuat dari Aburizal Bakrie. (Tempo, 22/01/2011).

"Jelas akan lebih kuat Ibu Ani, pada tahun 2004 Ibu Ani itu salah satu Ketua PD dan Ibu Ani selalu ikut Pak SBY kemana-mana. Jangan lupa Ibu Ani adalah putri dari tokoh nasional Bapak Sarwo Edhie Wibowo, dimana Ibu Ani sejak gadisnya sudah aktif mendampingi ayahnya. Makanya sudah jelas pooling LSI Bu Ani yang tertinggi setelah Pak SBY,"

Ada pula yang menanggapinya dengan sinis. Seorang kompasianer, T Eva Christine Rindu Mahaganti, bahkan dengan terang-terangan mengatakan bahwa sungguh sangat menggelikan jika Bu Ani Yudoyono dicalonkan menjadi presiden pada 2014.

“Geli sendiri. Itulah tanggapan saya mendengar berita bahwa Ani Yudhoyono hendak dicalonkan menjadi Presiden untuk Pilpres tahun 2014 mendatang. Maaf, beribu-ribu maaf, bukan bermaksud merendahkan beliau, tetapi tolong jawab kebingungan saya, mengapa Ani Yudhoyono layak dicalonkan menjadi presiden? Siapa dia sehingga orang bisa berpikiran dia layak untuk dicalonkan menjadi Presiden? Apa kontribusinya untuk negara ini? Atau apakah ia punya latar belakang dan pengalaman pernah memimpin organisasi besar atau massa? Atau apa yang telah dilakukannya, yang telah membawa perubahan positif pada bangsa ini? Tolong jelaskan”

Di tengah pusaran pro-kontra tersebut di atas, sebagai warga bangsa adalah baik jika kita tidak turut terpengaruh di dalamnya, apalagi memberikan pernyataan-pernyataan yang tidak memberi dampak positif pada perkembangan politik bangsa. Jika kita tahu dan sadar serta memahami apa yang sudah diucapkan Bu Ani Yudoyono bahwa beliau tidak hendak mencalonkan diri jadi presiden pada Pilpres 2014, mengapa kita harus meributkannya? Apakah dalam politik memang harus demikian, harus ada provokasi yang harus dapat menggoyahkan konsistensi? Apakah dalam politik memang harus berciri terburu-buru dan tumpah tindih, belum tuntas sebuah soal muncul soal lain yang remeh temeh tetapi menyita perhatian? Apakah memang demikian ciri politik bangsa kita? Selalu suka membicarakan yang tidak penting dan tidak berguna ketimbang menyoal yang lebih prioritas dan mendesak untuk pembangunan bangsa?

Okelah…pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan pernah tuntans untuk dijawab. Namun yang pasti bahwa Bu Bambang tidak mau mencalonkan diri menjadi presiden pada pilpres 2014. “Apapun orang mengatakan saya akan jadi presiden adalah salah besar. Karena kebanggaan buat saya jika berhasil mengantarkan SBY menyelesaikan tugasnya sampai 2014. Setelah itu pangkat saya hanya satu yakni tetap isteri SBY, Bu Bambang.” Jelas bukan? Siapa Bilang Bu Bambang Mau Jadi Presiden? Bu Bambang saja mengatakan tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun