Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menderita Demi Meraih Tujuan Mulia

5 Maret 2022   09:58 Diperbarui: 5 Maret 2022   10:02 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menderita (People photo created by freepik - www.freepik.com)

"Rasa sakit dan penderitaan selalu tak terhindarkan untuk kecerdasan yang besar dan hati yang dalam." - Fyodor Dostoyevsky, novelis Rusia, penulis cerita pendek, esais, dan jurnalis.

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, peribahasa klasik yang masih up to date hingga kini untuk mengingatkan kita bahwa suatu keberhasilan harus diperjuangkan dengan waktu, keringat, dan mungkin air mata.

Artinya hampir tidak ada suatu keberhasilan diraih tanpa perjuangan. Para pebisnis sukses harus mengalami jatuh bangun sebelum menikmati keberhasilan. Seorang atlit dapat menjadi juara melalui latihan panjang dan disiplin diri.

Jadi jika kita ingin meraih keberhasilan harus mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran hingga biaya. Semakin kita berjuang dengan keras kemungkinan besar keberhasilan akan diraih.

Pengertian Menderita

Lalu apa maksudnya dengan judul di atas? Menderita demi meraih tujuan mulia? Terjemahan dari menderita adalah menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan, seperti kesengsaraan, penyakit, cacat, dan kesusahan. Penderitaan yang dilakukan sedang merangkai keberhasilan untuk meraih tunjuan yang mulia.

Jenis- jenis dan tujuan Penderitaan

Jika dibagi maka penderitaan terdiri dari dua jenis yaitu penderitaan fisik atau jasmani dan penderitaan non fisik atau kita sebut sebagai penderitaan rohani.

Penderitaan fisik misalnya kita berjuang keras mencari nafkah dan perlu mengeluarkan tenaga. Untuk meraih kebugaran kita harus berolahraga dan menjaga pola hidup sehat.

No pain no gain (Business vector created by freepik - www.freepik.com)
No pain no gain (Business vector created by freepik - www.freepik.com)

Sedangkan penderitaan rohani adalah ketika kita dapat menjaga hati, pikiran, mulut dan perilaku kita untuk tetap baik. Kita dapat menahan untuk tidak marah, tidak mau menerima suap, rela diperlakukan tidak adil dan tidak membalas kejahatan merupakan penderitaan (menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan).

Kemudian apa yang dimaksud dengan tujuan mulia? Dapat diterjemahkan sebagai tujuan kehidupan setelah kematian. Artinya untuk dapat meraih mahkota di nirwana dibutuhkan penderitaan, tanpa penderitaan maka kita tidak akan memperoleh sesuatu yang mulia, dan penderitaan di sini adalah penderitaan secara rohani

Sedangkan penderitaan jasmani adalah sebuah konsekuensi karena kita masih hidup di dunia, kita masih memerlukan makan, pakaian, rumah dan sebagainya, namun pemenuhan kebutuhan di bumi bukan merupakan tujuan utama.

Artinya tujuan-tujuan dunia jangan sampai mengikat kita dan bukan merupakan suatu keharusan, namun jika akibat dari kerja keras kita di bumi lalu kita menjadi kaya, kiranya kekayaan itu untuk kemuliaan nama Sang Pencipta.

Penderitaan: Ketetapan Tuhan atau akibat ulah kita sendiri?

Ada orang yang mengalami cacat sejak lahir, terhadap hal ini merupakan ketetapan Tuhan yang tidak dapat dihindari, itu merupakan pemberian. Ada pula penderitaan sebagai akibat ulah kita sendiri.

Misalnya kita tidak dapat menjaga pola makan sehingga berdampak sakit, atau ada orang yang malas bekerja sehingga mengakibatkan hidupnya menderita. Orang-orang seperti ini tidak dapat mengembangkan potensi dalam dirinya dan kurang bertanggung jawab.

Dari uraian di atas dapat kita pahami beberapa makna mengenai penderitaan:

Satu, Penderitaan tidak sebanding dengan tujuan mulia

Kehidupan manusia di bumi yang singkat tidak sebanding dengan kehidupan di nirwana, seperti bumi yang tidak kelihatan ketika dibandingkan dengan Galaxy Bima Sakti atau hanyalah butiran debu diantara padang pasir. Demikian halnya penderitaan di bumi tidak sebanding dengan kehidupan abadi.

Dua, Menjalani penderitaan dengan ucapan syukur

Setiap orang memiliki tantangan penderitaan yang berbeda-beda, kita tidak perlu membanding-bandingkan penderitaan kita dengan orang lain. Ada orang yang cacat sejak lahir, ia harus mengalami penderitaan yang panjang tidak saja penderitaan fisik tetapi juga mental dan spiritual.

Tiga, Dibalik penderitaan ada harapan

Sebagai insan bertuhan kiranya kita dapat memahami bahwa dibalik penderitaan ada harapan yang pasti yaitu nirwana dan tempat yang mulia itu hanya akan didiami oleh orang-orang yang telah berjuang untuk melakukan kehendak-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

***

Fasilitas-fasilas yang ada di bumi hendaknya dapat kita manfaatkan agar hidup efektif untuk mengikuti rencana dan kehendak-Nya. Kehidupan kita tidak terikat dengan perkara-perkara dunia.

Kita jangan mau berkompromi dengan cara-cara dan pola dunia yang hanya mengarahkan hidupnya di bumi tanpa mempedulikan akan adanya nirwana abadi. (KB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun