"Kemampuan kita untuk mencapai kesatuan dalam keberagaman akan menjadi keindahan dan ujian bagi peradaban kita." - Mahatma Gandhi, seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India.
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tidak mudah diputuskan. Memilih sesuatu, apa pun itu, membutuhkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang memadai. Akan tetapi, ada beberapa hal yang tidak seorang pun dapat memilih, karena merupakan ketetapan Sang Khalik. Misalnya dilahirkan dari keluarga siapa dan bersuku apa.
Kesibukan usaha dan pekerjaan acapkali menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran sehingga kita tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk merenungi dan memahami kebenaran. Andai kita belajar pun, sebatas mempelajari pengetahuan praktis untuk kehidupan di dunia. Akibatnya, kebenaran kita pahami secara dangkal.
Tentang Kebenaran
Kebenaran kita pandangi dengan memakai kacamata yang buram. Konsep-konsep duniawi digunakan sebagai dalih sehingga kebenaran sejati bergeser dari rel yang semestinya. Padahal, kebenaran sangat penting sebagai nutrisi rohani yang berguna untuk kehidupan orang beriman.
Sejatinya, kita perlu merelakan dan meluangkan waktu untuk mempelajari kebenaran, yang akan mengubah perspektif, dan mengambil sikap yang tepat. Dengan begitu diharapkan, kehidupan rohani dapat meningkat.
Hidup Adalah Pilihan
Buku ini, Ketika Kita Harus Memilih, merupakan saripati pengalaman dan pengetahuan yang, saya harap, dapat menawarkan pelbagai wawasan agar kita mempunyai fondasi yang kuat dalam menentukan pilihan. Fondasi itulah yang akan menemani kita supaya kita bisa menentukan pilihan dengan tepat.
Selain itu, buku ini juga menjadi pengingat bagi kita tentang cara bersikap dengan benar dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melalui buku ini saya agihkan 30 artikel humaniora yang berisi refleksi kehidupan ke hadapan khalayak pembaca. Tiap-tiap artikel itu saya lengkapi dengan masing-masing satu puisi epigram yang berisi resonansi ajaran dan tuntunan kehidupan.
Universitas Kehidupan
Pada bagian awal buku, saya sajikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan sejak usia dini. Pendidikan itu bermula di "universitas kehidupan" bernama rumah tangga. Pola didik sejak usia dini di universitas pendidikan itu menggunakan "kurikulum teladan".
Suami dan istri yang terikat pernikahan suci harus mencerminkan kerukunan di hadapan anak-anaknya. Suami-istri mesti piawai mewujudkan ketenteraman penuh harmoni, bukan mempertontonkan pertengkaran sarat disharmoni di hadapan anak-anaknya.
Hal itu sangat penting dalam mempersiapkan anak-anak menjadi dewasa dan mandiri. Meskipun, pernikahan sering kali menghadapi keadaan pasang dan surut. Itulah dinamika hidup.
Pada bagian tengah dan akhir buku ini saya suguhkan pemantik guna memahami pentingnya kita memiliki kesadaran, pengharapan yang benar, dan toleransi. Jika pemahaman kita berada pada tingkat kesadaran, pengharapan yang benar, dan toleran, apa pun yang kita lakukan menjadi lebih mudah dan efektif dalam mencapai tujuan.