Organisasi yang sudah tua dan lamban akan terlambat mengikuti perubahan lingkungan bisnis.
Disrupsi teknologi yang ditandai dengan hadirnya gawai pintar dan penetrasi internet tengah membawa perubahan perilaku masyarakat, yang biasanya dilakukan secara luring kini aktivitas dapat dilakukan secara daring.
Pilihan media sosial yang beragam menjadikan masyarakat menggemari aplikasi tersebut. Mulai dari sekadar mengunggah aktivitas sehari-hari hingga digunakan untuk tempat promosi barang.
Munculnya perusahaan e-commerce atau perdagangan elektronik telah mewarnai dunia bisnis dengan berbagai penawaran produk dan layanan. Tidak dapat dihindari sebagian masyarakat telah berubah gaya belanja ke media elektronik tersebut.
Lingkungan bisnis dan perilaku konsumen banyak mengalami perubahan. Ia memaksa organisasi bisnis berubah. Perusahaan yang terlambat melakukan perubahan akan kalah bersaing dan terpuruk.
Menghadapi realitas tersebut organisasi harus mengubah sumber daya dan sarana secara efektif agar dapat memenangkan pasar dan mencapai tujuan organisasi. Pendekatan perubahan tersebut dikenal dengan istilah change management atau manajemen perubahan.
Pengertian Change Management
Change Management menurut John Kotter (2011) adalah suatu pendekatan untuk mengubah individu, tim, dan organisasi kepada kondisi masa depan yang diinginkan.
Sedangkan Wibowo (2012) berpendapat bahwa manajemen perubahan adalah suatu proses yang dibuat secara sistematis dalam menerapkan sarana, sumber daya dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam memengaruhi perubahan pada mereka yang akan terkena efek dari proses tersebut.
Manajemen perubahan tidak lain bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi bisnis, menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis dan memperbaiki manajemen agar efektif dan dapat memenangkan persaingan.
Tingkatan Change Management
Sesuai dengan pengertian manajemen perubahan di atas maka yang menjadi fokus perubahan ada 3 yaitu individual change, organization change dan company capability change.
Individual Change